Bareksa.com - Banyak dari kita yang sudah sering mendengar kata “investasi” dan sudah memahami artinya. Tapi sudahkah kita melakukan aktivitas yang berpotensi meningkatkan modal kita di masa depan ini? Mungkin belum sebanyak yang mengetahui arti dari kata investasi tersebut.
Saat ini ada banyak sekali instrumen investasi yang beredar yang malah membuat bingung calon investor. Oleh sebab itu, sebelum mulai berinvestasi ada baiknya para calon investor memahami produk dan instrumen investasi tersebut.
Umumnya, yang menjadi pertanyaan dari para calon investor sebelum memulai berinvestasi adalah, “Apakah produk ini MENGUNTUNGKAN?” Pertanyaan tersebut lebih banyak muncul dibandingkan dengan pertanyaan, “Apakah produk ini AMAN?”
Karena ketidakpahaman ini, ternyata orang lebih mudah tergiur dengan tawaran produk investasi yang menjanjikan “keuntungan tidak masuk akal” dengan jangka waktu yang relatif singkat. Karena itu, banyak kasus investasi bodong yang kerap kali kita dengar di media.
Berbicara tentang produk investasi yang aman dan menguntungkan, reksadana adalah produk investasi yang dapat dikategorikan aman, dalam artian bahwa produk ini terdaftar sebagai efek yang dapat diperjualbelikan dan pengelolaannya diatur oleh undang-undang serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, secara historis reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan produk investasi lain bagi para investor.
Seiring dengan perkembangan investasi pasar modal, lihatlah niat mulia sebagian kaum muda atau yang akrab dipanggil kaum milenial untuk berinvestasi sekarang ini. Ketika teman-temannya sedang menghamburkan uang untuk hal-hal fana atau gaya hidup hedonisme, ada segelintir anak muda “zaman now” yang sudah berpikiran untuk menginvestasikan sejumlah dananya ke pasar modal.
Cukup mengharukan. Namun, niat saja ternyata belum cukup hingga uangnya dibelikan produk investasi, sampai bukti pembelian produk itu sampai ke depan matanya. Padahal, saat ini reksadana masih menjadi bentuk investasi paling sederhana dan paling generik di pasar modal.
Kemudahan Investasi Reksadana
Lain dulu lain sekarang. Dulu ketika sesorang memiliki niat untuk membeli reksadana, mereka harus rela pergi dan datang langsung ke meja customer service bank atau kantor si pengelola reksadana yaitu manajer investasi untuk membuka rekening.
Setelah rekening jadi dalam waktu dua pekan, baru seseorang bisa membeli reksadana yang minimal pembeliannya Rp500.000. Memang dulu pasar modal dan reksadana merupakan produk eksklusif, yang tidak bisa sembarangan orang bisa masuk atau bahkan memiliki produknya.
Namun kini zaman telah berubah, hampir segala sesuatu bisa dilakukan secara digital, termasuk transaksi reksadana. Bareksa yang merupakan salah satu pionir agen reksadana online di Indonesia telah menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari pembukaan rekening, transaksi jual beli, hingga informasi terkait reksadana semuanya bisa diakses secara online sehingga memberikan kemudahan bagi para investor maupun calon investor.
Gambar: Formulir Pendaftaran Investor Baru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Untuk membuka akun di Bareksa, tidak perlu bukti keberadaan fisik untuk menjalankan proses mengenal konsumen (know your consumer/KYC), cukup menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan secara digital. Bahkan, kini tanda tangan digital pun dimungkinkan.
Selanjutnya ketika masuk ke website yang diperkaya desain dan customer experience-nya yang mudah dan kekinian, investor sangat dimanjakan dengan fasilitas pilah-pilih serta mencari pembanding antar produk reksadana yang satu dengan yang lainnya. Untuk ini, investor bisa mengakses Daftar Reksadana di sini.
Sumber: Bareksa
Kini, Bareksa juga memiliki aplikasi yang tersedia untuk smartphone baik yang berbasis Android maupun iOS, silakan cek di Playstore atau Appstore. Memantau portofolio dan melakukan transaksi untuk reksadana menjadi semakin mudah dan bebas ribet.
Dengan kemudahan di marketplace investasi Bareksa, investor tinggal sentuh sana dan sini dengan menekan layar smartphone Anda atau klik sana dan sini lewat mouse komputer, dan tak perlu lagi menggores pulpen di atas formulir hijau-kuning yang berlembar-lembar.
Lantas, transaksi pembelian (subscription) reksadana pun terjadi dengan sangat mudah. Dana tinggal ditransfer, dan tak harus datang ke gerai maupun cabang perusahaan penjual. Laporan transaksi jual beli dan laporan bulanan semuaya di terkirim email, tanpa ada surat menyurat yang datang ke alamat rumah. Paperless is in the house, bro!
Selain itu, berinvestasi reksadana lewat Bareksa juga tidak akan dikenakan ongkos (fee) beli-jual reksadana sehingga nasabah tidak perlu menambahkan transferan uang pembelian atau menyisakan saldo ketika menjual produknya.
Tertarik untuk mencoba mulai investasi di reksadana?
Sebagai informasi, mayoritas reksadana saham di Bareksa bisa dibeli dengan modal Rp100.000 saja. Jadi dengan modal minimal, investor bisa juga menikmati keuntungan maksimal.
Sebagian produk memang menetapkan biaya pembelian atau penjualan, demi edukasi agar investor tidak dengan mudah mencairkan investasinya di waktu dekat, tetapi sebagian besar produk di Bareksa tidak mengenakan biaya apapun kepada investornya. Hal ini membuat potensi keuntungan investor semakin tinggi.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, gabung komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.