Bareksa.com - Pergerakan pasar saham Tanah Air sepanjang tahun 2018 yang cenderung negatif, membuat kinerja reksadana secara umum mengalami hasil serupa. Namun, masih ada beberapa produk reksadana unggulan yang bisa memberikan keuntungan bagi investornya.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penurunan 2,54 persen year on year/yoy sepanjang tahun lalu, senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga terpantau melemah, bahkan lebih parah dibandingkan IHSG.
Tarik ulur mengenai perang dagang antara AS dengan China menjadi penyebab anjloknya bursa saham global, termasuk pasar. Belakangan, kekhawatiran akan melambatnya perekonomian global serta kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang terlalu cepat juga ikut menjadi sentimen negatif bagi pasar saham.
Kembali ke kinerja reksadana, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan dengan kinerja IHSG yakni masing-masing melemah 3,50 persen yoy dan 4,69 persen yoy.
Grafik Perbandingan Return IHSG, Indeks Reksadana Saham dan Indeks Reksadana Saham Syariah Setahun
Sumber: Bareksa
Namun, di saat kinerja pasar saham secara umum sedang mengalami tekanan, ternyata masih terdapat beberapa produk reksadana saham yang mampu mengungguli (outperform) kinerja tiga benchmark di atas, bahkan dengan pertumbuhan double digit. Berikut lima produk reksadana saham dengan kinerja terbaik tahun 2018 yang tersedia di Bareksa:
Reksadana saham yang menjadi juara pada tahun 2018 ditempati oleh Archipelago Equity Growth dengan imbal hasil (return) mencapai 34,88 persen yoy. Produk yang dikelola oleh PT Shinhan Asset Management ini, hingga November 2018 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp25,04 miliar.
Sumber: Bareksa
Archipelago Equity Growth dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100 ribu saja. Produk yang diluncurkan sejak 15 Agustus 2012 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank DBS Indonesia.
Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor dua pada tahun 2018 ditempati oleh Simas Syariah Unggulan dengan imbal hasil (return) mencapai 32,63 persen yoy. Produk yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management ini, hingga November 2018 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp122,62 miliar.
Sumber: Bareksa
Simas Syariah Unggulan dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200 ribu saja. Produk yang diluncurkan sejak 8 Agustus 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor tiga pada tahun 2018 ditempati oleh Simas Saham Unggulan dengan imbal hasil (return) mencapai 24,27 persen yoy. Produk yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management ini, hingga November 2018 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp2,03 triliun.
Sumber: Bareksa
Simas Saham Unggulan dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200 ribu saja. Produk yang diluncurkan sejak 18 Desember 2012 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor empat pada tahun 2018 ditempati oleh Sucorinvest Maxi Fund dengan imbal hasil (return) mencapai 19,05 persen yoy. Produk yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini, hingga November 2018 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp272,73 miliar.
Sumber: Bareksa
Sucorinvest Maxi Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100 ribu saja. Produk yang diluncurkan sejak 1 Oktober 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik nomor lima pada tahun 2018 ditempati oleh Minna Padi Pasopati Saham dengan imbal hasil (return) mencapai 13,27 persen yoy. Produk yang dikelola oleh PT Minna Padi Aset Manajemen ini, hingga November 2018 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp1,25 triliun.
Sumber: Bareksa
Minna Padi Pasopati Saham dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp250 ribu saja. Produk yang diluncurkan sejak 21 Oktober 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Perlu diingat, reksadana saham memiliki risiko yang tinggi dengan potensi keuntungan yang tinggi juga dan cocok untuk investasi jangka panjang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.