Bareksa - Marketplace reksadana online, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), mengumumkan telah berhasil mendapat 300.000 investor reksadana per 12 Desember 2018. Sejumlah kerja sama dan inovasi telah mendorong pencapaian yang merupakan lonjakan 1,5 kali lipat dalam 4 bulan terakhir.
Sebelumnya, per 6 Agustus 2018, jumlah investor reksadana di Bareksa mencapai 200.000 investor. Bahkan bila dibandingkan dengan akhir 2017 yang hanya 63.500 investor, jumlah nasabah Bareksa saat ini meningkat 372 persen atau lebih dari 4 kali lipat.
Seiring kenaikan jumlah investor, Bareksa juga membukukan kenaikan jumlah dana yang dinvestasikan oleh nasabah menjadi Rp1,7 triliun per 12 Desember 2018. Angka itu melonjak 277 persen dibandingkan dana yang diinvestasikan Rp450 miliar per Desember 2017. Pertumbuhan jumlah dana yang diinvestasikan di reksadana (subscription) melalui Bareksa seiring dengan pertumbuhan industri.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri reksadana tahun ini cukup cemerlang. Jumlah produk reksadana per akhir November 2018 naik menjadi 2.029 produk dibandingkan akhir 2017 yang sebanyak 1.777 produk. Nilai aktiva bersih (NAB) industri reksadana pada November 2018 juga naik 9,2 persen menjadi Rp499,5 triliun dibandingkan Rp457,5 triliun di akhir 2017.
Tidak berbeda, jumlah unit penyertaan (UP) beredar di industri per akhir November 2018 tercatat 372,3 miliar, naik 14,8 persen dari 324,22 miliar pada Desember 2017.
Adapun jumlah investor reksadana di Indonesia menurut data OJK per 16 November 2018, mencapai lebih dari 930.000 investor. Angka ini juga mengalami kenaikan 50,15 persen dibandingkan 619.380 investor per Desember 2017. Bila dibandingkan dengan industri, maka Bareksa memiliki pangsa pasar sekitar 32,2 persen dari industri reksadana di Indonesia.
“Kenaikan jumlah investor Bareksa didorong oleh kenaikan jumlah investor melalui Bareksa sendiri, maupun ditopang oleh kemitraan dengan beberapa perusahaan terkemuka yakni Tokopedia, Bukalapak, Doku, dan Mandiri e-Cash,” kata Co Founder Bareksa, Karaniya Dharmasaputra.
PT Tokopedia (Tokopedia), perusahaan marketplace terbesar di Indonesia, pada awal Maret 2018 resmi mengumumkan kerja sama dengan Bareksa dalam menyediakan fasilitas pembelian reksadana online, yang bertujuan mempermudah akses masyarakat dalam berinvestasi. Awal kerja sama dimulai sejak Februari 2018 atau sekitar 9 bulan lalu.
Sebelumnya pada Januari 2017, Bareksa juga meluncurkan kemitraan dengan PT Bukalapak, yang juga merupakan marketplace terbesar di Indonesia dengan menghadirkan fitur Bukareksa bagi pengguna Bukalapak. BukaReksa merupakan fitur di Bukalapak yang menyediakan sarana berinvestasi reksadana secara online dan aman.
Kerja sama Bareksa dengan DOKU (PT Nusa Inti Artha), penyedia mobile wallet juga telah diumumkan pada Agustus 2016 dengan menyediakan tabungan reksadana online di DOKU.
Kemudian pada pertengahan 2017, kerja sama antara Bareksa dengan Mandiri e-Cash semakin mempermudah pembayaran atau pembelian reksadana. Jika sebelumnya metode pembayaran hanya dengan cara transfer bank, saat ini nasabah Bareksa yang menggunakan aplikasi Mandiri e-Cash membayar transaksi reksadana dengan aplikasi tersebut. Kelebihan pembayaran melalui Mandiri e-Cash adalah nasabah terhindar dari biaya transfer bank.
Bareksa juga sudah mengumumkan kemitraan dengan Finansialku yang merupakan portal perencana keuangan untuk individu dan keluarga di Indonesia.
Fitur Bareksa Prioritas, yang diperuntukkan bagi nasabah high net worth (nasabah yang memiliki aset finansial minimal US$1 juta atau sekitar Rp14,3 miliar) juga sudah diluncurkan pada akhir Agustus 2018, guna mempermudah akses terhadap pengelolaan kekayaan secara digital.
Terbaru, Bareksa juga adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Utang Negara (SUN) ritel untuk SBR seri 003 dan 004, serta Sukuk Tabungan Seri 002 secara online. (hm)
***
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.