Berita / / Artikel

Dana Kelolaan Reksadana November Tembus Rp499,5 Triliun

• 11 Dec 2018

an image
Ilustrasi investasi menabung reksadana saham obligasi surat utang dilambangkan dengan tumpukan koin dan koin dalam toples yang tumbuh menjadi tanaman berdaun.

Meski memiliki pangsa terbesar, dana kelolaan reksadana saham tercatat mengalami penurunan 0,6 persen

Bareksa.com – Industri reksadana Indonesia masih tumbuh seiring dengan semakin membesarnya dana kelolaan di akhir bulan kesebelas tahun ini. Seiring dengan gejolak di pasar saham, reksadana pasar uang dengan pergerakan lebih stabil masih menjadi pilihan investor.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, total dana kelolaan (asset under management / AUM) industri reksadana hingga 31 November 2018 tercatat Rp499,5 triliun, meningkat 1,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp493,9 triliun.

Meski masih memiliki pangsa terbesar untuk reksadana terbuka, dana kelolaan reksadana saham tercatat mengalami penurunan 0,6 persen menjadi Rp134,5 triliun pada November 2018. Di sisi lain, dana kelolaan di reksadana pasar uang justru meningkat 2,8 persen menjadi Rp102 triliun dibandingkan bulan sebelumnya Rp99 triliun.

Produk reksadana konvensional masih berkontribusi paling besar terhadap total AUM industri. Reksadana saham tercatat menjadi produk dengan AUM tertinggi dengan pangsa pasar (market share) 26,3 persen dari total AUM industri.

Selanjutnya, reksadana pendapatan tetap mencatat market share 20,48 persen, pasar uang 9,64 persen dan campuran 4,19 persen.

Sementara reksadana terproteksi membukukan market share 28,07 persen dari total industri reksadana.

Pangsa Pasar Jenis Reksadana Berdasarkan AUM per 31 November 2018

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Produk Reksadana Terbesar

Dari sisi produk, reksadana yang dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia, yakni Schroder Dana Prestasi Plus masih menjadi produk reksadana dengan nilai AUM terbesar. Jumlah AUM produk tersebut mencapai Rp16,24 triliun.

Kemudian, produk reksadana Danamas Stabil yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management menempati posisi kedua AUM terbesar dengan total AUM sebesar Rp6,9 triliun.

Posisi ketiga dan keempat ditempati oleh produk milik PT Manulife Asset Management dan Eastspring Investments Indonesia yakni produk Syariah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS dan Eastspring IDR Fixed Income Fund dengan AUM masing-masing Rp6,6 triliun dan Rp6,35 triliun.

Sementara itu, produk reksadana pasar uang milik PT Mandiri Manajemen Investasi Reksadana Mandiri Investa Pasar Uang menempati posisi kelima dengan AUM mencapai Rp5,83 triliun.

Sebagai informasi, reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang ditujukan bagi calon investor yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang investasi, tetapi mempunyai keinginan untuk mengalami pertumbuhan uang melalui investasi.

Secara sederhana, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Jika investor berinvestasi di reksadana, berarti investor menitipkan uang pada pihak yang sudah mengerti cara mengelolanya agar uang mereka berkembang. (hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: