Bareksa.com - Saham-saham di sektor perdagangan (trade) masih menunjukkan tren yang melambat atau menurun dalam setahun terakhir (terhitung sejak September 2017). Kondisi ini berbeda dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih cenderung menguat.
Perlambatan sektor Perdagangan (trade) ini berbeda dengan pergerakan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), yang masuk ke sektor perdagangan. Saham ERAA justru memberikan keuntungan kepada para investor termasuk juga reksadana yang memegang saham ini di dalam portofolionya.
Indeks saham sektor perdagangan (trade) di Bursa Efek Indonesia yang sejak September 2017 hingga penutupan Senin, 24 September 2018 (satu tahun terakhir) negatif 9,48 persen. Namun pergerakan harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah mencatatkan kenaikan yang sangat signifikan 254,2 persen dalam satu tahun terakhir.
Pada awal September 2017, saham ERAA berada di level Rp700 dan pada penutupan perdagangan 24 September 2018 ditutup di Rp 2.480 per saham.
Perbandingan Indeks Saham Sektor Perdagangan dengan saham ERAA
Sumber : Bareksa
Portofolio Reksadana
Seiring dengan meningkatnya harga saham ERAA, kinerja sejumlah reksadana yang memiliki saham ini di portofolio juga ikut bergairah.
Tercatat ada 3 produk reksadana saham yang memegang saham ERAA ini di dalam portofolionya. Yakni reksadana Simas Saham Unggulan, Simas Syariah Unggulan, dan TRIM Kapital Plus , yang masing-masing dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management dan PT Trimegah Asset Management.
Return Reksadana Secara Year to Date (per 24 September 2018)
Sumber : Bareksa
Dalam fund fact sheet periode Agustus 2018, lima besar alokasi asset Simas Saham Unggulan, yaitu di saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Reksadana saham ini telah mencetak return dalam satu tahun 37,01 persen dan secara year to date telah tumbuh 31,6 persen.
Sedangkan, untuk reksadana Simas Syariah Unggulan memiliki alokasi aset pada saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Reksadana saham ini telah memberikan return dalam setahun 35,09 persen. Secara year to date terakhir Simas Syariah Unggulan sudah memberikan keuntungan 35,93 persen kepada para investornya.
Kemudian, untuk reksadana TRIM Kapital Plus memiliki alokasi aset pada saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Reksadana saham ini telah memberikan return dalam setahun terakhir 12,76 persen. Sedangkan sejak awal tahun TRIM Kapital Plus sudah memberikan keuntungan 7,34 persen (year to date) kepada para investornya.
Perbandingan Kinerja Reksadana Saham
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang ditujukan bagi calon investor yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang investasi, tetapi mempunyai keinginan untuk mengalami pertumbuhan uang melalui investasi.
Secara sederhana, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Jika Anda berinvestasi di reksadana, berarti Anda menitipkan uang pada pihak yang sudah mengerti cara mengelolanya agar uang Anda berkembang.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.