Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dalam sepekan terakhir atau periode 12-17 September 2018. Setelah anjlok pada Rabu pekan lalu di level 5.798, IHSG kemudian sempat rebound di level Rp5.931 pada Jumat.
Namun pada Senin, 17 September kemarin, IHSG kembali terperosok ke level 5.824. Gejolak IHSG seiring fluktuasi nilai tukar rupiah.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs tengah rupiah fluktuatif di level Rp14.863 per dolar Amerika Serikat pada 12 September 2018 kemudian sempat menguat di Rp14.794 per dolar AS pada 13 September.
Namun pada Senin kemarin, rupiah kembali tertekan di level Rp14.859 per dolar AS.
Gejolak IHSG dan melemahnya kurs rupiah, sempat membuat kinerja reksadana saham dan campuran tertekan pada pekan lalu yakni pada periode 4-10 September 2018.
Berdasarkan data Bareksa, pada tanggal 4 - 10 September, IHSG anjlok 1,26 persen. Tidak berbeda, indeks reksadana saham ikut terperosok 1,57 persen dan indeks reksadana campuran turun 1,35 persen.
Kedua indeks reksadana tersebut wajar turun mengikuti turunnya IHSG karena terdapat saham dalam portofolio investasinya.
Dalam sepekan ini yakni periode 12 – 17 september 2018, kinerja IHSG melemah 0,8 persen diikuti indeks reksadana saham dan campuran yang juga masing-masing anjlok 3,05 persen dan 3,68 persen.
Kinerja IHSG, Indeks Reksadana Saham dan Indeks Reksadana Campuran
Sumber : Bareksa
Meski sepekan terakhir, IHSG, indeks reksadana saham dan indeks reksadana campuran tercatat masih negatif, namun kinerja reksadana saham dan campuran sudah mulai cemerlang.
Bahkan berdasarkan data Bareksa, dalam top 5 reksadana return tertinggi sepekan terakhir periode 12-17 September diisi oleh produk reksadana saham dan campuran.
Kondisi ini berbeda dengan sepekan sebelumnya yakni periode 4-10 September, di mana top 5 reksadana return tertinggi diisi oleh reksadana pasar uang. (Selengkapnya baca di sini : Pasar Modal Bergejolak Sepekan Terakhir, Ini Lima Reksadana yang Tahan Banting)
Tercatat dalam daftar produk reksadana yang tersedia di Bareksa, 5 produk reksadana yang membukukan keuntungan tertinggi dalam sepekan terakhir, tiga produk di antaranya merupakan reksadana saham dan sisanya reksadana campuran.
Lima produk reksadana tersebut mampu bertahan di tengah penurunan IHSG dan indeks acuan dengan mencetak return 1,52 – 5,75 persen dalam sepekan terakhir.
Top 5 Reksadana Return Tertinggi Periode 12-17 September 2018
Sumber: Bareksa
Dalam urutan top 5 reksadana return tertinggi tersebut, peringkat pertama adalah MNC Dana Kombinasi. Produk reksadana campuran ini mencetak return 5,75 persen dalam sepekan terakhir. Kemudian disusul MNC Dana Ekuitas di urutan kedua dengan keuntungan 2,98 persen.
Di urutan ketiga hingga kelima, ada Simas Satu Prima, Sucorinvest Maxi Fund, dan Aurora Dana Ekuitas yang masing-masing mencetak return 1,82 persen, 1,61 persen, dan 1,52 persen,
Apa saja isi portofolio investasi dari kelima produk tersebut? Berikut ulasannya :
1. MNC Dana Kombinasi
Berdasarkan fund fact sheet Juli 2018, reksadana campuran yang dikelola PT MNC Asset Management ini mengalokasikan portofilo investasinya pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Gudang Garam, Tbk (GGRM), PT PP Property Tbk (PPRO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Reksadana ini memiliki dana kelolaan sebesar Rp158,3 triliun dengan minimal nilai pembelian awal Rp250.000.
2. MNC Dana Ekuitas
Berdasarkan fund fact sheet per Juli 2018, reksadana saham yang juga dikelola MNC Asset ini mengalokasikan portofolio investasinya pada saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Mahaka Radio Integra Tbk (ABBA) dan PT Waskita Benton Precast Tbk (WSBP).
Reksadana yang diluncurkan sejak Juni 2008 ini kini telah memiliki dana kelolaan Rp68,6 miliar. Minimal nilai pembelian awal Rp250.000.
3. Simas Satu Prima
Dalam fund fact sheet Juli 2018, reksadana campuran yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management ini mengalokasikan portofolio investasinya pada saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Tiphone Mobile Tbk (TELE), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Diluncurkan sejak Desember 2012, kini reksadana ini telah mengelola dana Rp66,2 triliun. Minimum nilai pembelian awal Rp200.000.
4. Sucorinvest Maxi Fund
Reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund dikelola oleh PT Sucor Asset Management. Berdasarkan fund fact sheet Agustus 2018, reksadana ini membenamkan portofolio investasinya di saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), deposit on call IDR, serta saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA).
Reksadana yang diluncurkan sejak 1 Oktober 2014 kini telah memiliki dana kelolaan Rp262,9 miliar.
5. Aurora Dana Ekuitas
Dalam fund fact sheet per Agustus 2018, reksadana saham yang dikelola PT Aurora Asset Management ini mengalokasikan portofolio investasinya pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Diluncurkan sejak Agustus 2017, reksadana ini kini memiliki dana kelolaan Rp349,8 triliun.
Tertarik berinvestasi di reksadana?
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.