Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :
Reksadana Saham
IHSG : -0,83 persen
Indeks Reksadana Saham : -2,64 persen
TRIM Kapital : 1,57 persen
Indeks Reksadana Saham Syariah : -1,74persen
HPAM Syariah Ekuitas : 0,99 persen
Reksadana Campuran
Indeks Reksadana Campuran : -1,81 persen
Avrist Balanced – Cross Sectoral : 3,56 persen
Indeks Reksadana Campuran Syariah : -1,52 persen
Avrist Balanced – Amar Syariah : 0 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: -0,86 persen
MNC Dana Likuid : 0,39 persen
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -0,76 persen
MNC Dana Syariah : 0,44 persen
Reksadana Pasar Uang
Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,396 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan
Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,31 persen
CIMB-Principal Cash Fund : 0,61 persen
Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,33 persen
Bahana Likuid Syariah: 0,52 persen
Ringkasan Informasi Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 13 Juli 2018 naik 0,6 persen ke level 5.944,07. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp461 miliar. Benchmark obligasi pemerintah tetap di level 7,4 persen pada 13 Juli 2018.
Seiring dengan kenaikan IHSG, reksadana campuran Avrist Balanced – Cross Sectoral berhasil menjadi top return dengan return 5,15 persen pada 13 Juli 2018.
Aset yang menjadi top holdings dalam portofolionya adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), dan Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0064 (FR0064).
(AM)
***
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskanuntuk berinvestasi melalui reksa dana.