Biaya Pendidikan Terus Melambung, Reksadana Bisa Jadi Tempat Menabung

Bareksa • 10 Apr 2018

an image
Siswa-siswi sekolah dasar mengikuti upacara peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas) di lapangan Hiraq, Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Senin (2/5). ANTARA FOTO/Rahmad/aww/16.

Hanya dengan Rp10 ribu setiap hari kita bisa kumpulkan uang hingga Rp30 juta dalam waktu 5 tahun

Bareksa.com – Bagi orang tua, pendidikan merupakan bekal paling penting untuk anak dalam menjalani hidup. Namun untuk menyiapkan bekal pendidikan, kini orang tua harus putar otak karena biayanya yang kian mahal. Terlebih lagi biaya pendidikan setiap tahunnya kerap naik. 

Namun, apakah dana pendidikan yang telah disiapkan dan disimpan di rumah atau ditabung di bank cukup untuk menyekolahkan anak dengan layak? 

Saat ini, untuk satu tahun ajaran, biaya pendidikan tingkat dasar di kota besar seperti Jakarta sudah mencapai jutaan rupiah. Biaya pendidikan itu meliputi uang pangkal, sumbangan pendidikan setiap bulanan (SPP) dan keperluan sekolah lainnya.

Ditambah lagi, kenaikan harga atau inflasi biaya pendidikan cukup membuat orang tua menjadi pusing karena setiap tahun ajaran baru mereka harus merogoh koceknya lebih dalam.

Saat ini, biaya uang pangkal di tingkat sekolah dasar swasta -- wilayah Jakarta dengan akreditasi nasional adalah sekitar Rp10 juta. Dengan asumsi kenaikan (inflasi) pendidikan terbesar mencapai 20 persen per tahun, maka biaya masuk sekolah dasar swasta 5 tahun ke depan akan menjadi sekitar Rp24,88 juta.  

Kepusingan para orang tua sebenarnya bisa diminimalisir apabila mereka berinvestasi sejak awal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sekolah sang anak.

Selain itu, sebelum berinvestasi sebaiknya orang tua mengetahui biaya yang diperlukan untuk setiap jenjang pendidikan. Hal itu dapat diperkirakan dengan menentukan standar sekolah yang diinginkan dan jangka waktu menuju setiap jenjang pendidikan tersebut. Misalnya, apakah mau di sekolah swasta atau negeri, lokasinya, dan lain sebagainya.

Salah satu instrumen investasi reksadana cocok untuk berbagai jangka waktu jenjang pendidikan. Reksadana juga merupakan salah satu produk investasi yang mampu melawan inflasi pendidikan yang cukup tinggi. 

Jenis reksa dana yang cukup dikenal oleh masyarakat saat ini adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.

Setiap jenis reksadana memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda, sehingga dalam pemilihannya pun perlu disesuaikan dengan jangka waktu berinvestasi. 

Simulasi Reksadana

Bagi orang tua yang saat ini tengah menyiapkan dana pendidikan anak dengan jangka waktu panjang, misalnya untuk jenjang pendidikan minimal 5 tahun, dapat memilih reksadana jenis saham yang memiliki pertumbuhan aset tinggi karena menempatkan investasi pada saham.

Mari coba kita ilustrasikan dengan simulasi investasi pada salah satu reksadana saham yang tersedia Marketplace Investasi Bareksa.com, yaitu reksadana Sucorinvest Equity Fund.

Sebagai contoh, kita berinvestasi reksadana saham ini untuk persiapan pendidikan anak masuk sekolah dasar. Investasi dimulai sejak anak usia 1 tahun hingga anak usia sekolah dasar sekitar 6 tahun, maka ada jangka waktu lima tahun untuk berinvestasi. 

Pada investasi awal sisihkan Rp10 ribu per hari atau sebesar Rp300 ribu per bulan, kemudian hal tersebut dilakukan secara rutin setiap setiap bulannya selama lima tahun.

Maka setelah lima tahun, kira-kira berapa uang akan bertumbuh?

Simulasi Investasi pada Reksadana Saham



Sumber: Bareksa.com 

Pada hasil simulator tersebut, dana pokok investasi untuk pendidikan selama 5 tahun telah terkumpul sebanyak Rp18,3 juta. Dari hasil investasi pada reksa dana tersebut dana investasi telah meningkat menjadi Rp30,4 juta atau bertumbuh sekitar 66,34 persen.

Dengan asumsi biaya masuk sekolah 5 tahun ke depan sebesar Rp24,88 juta, hasil investasi reksadana tersebut ternyata mampu memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak pada tingkat sekolah dasar. Bahkan, masih ada sisa sekitar Rp5,5 juta dari hasil investasi yang nanti dapat digunakan kembali untuk persiapan biaya masuk sekolah anak pada tingkat lanjut atau keperluan sekolah lainnya.

Pada dasarnya, berinvestasi untuk kebutuhan biaya pendidikan anak yang dilakukan orang tua lebih akan lebih menguntungkan bila dibanding hanya sekedar menyimpan uang. Sebab, dengan berinvestasi tentunya dana pokok modal kita akan berkembang sehingga akan mampu mengimbangi inflasi yang terjadi pada dana pendidikan. (hm)

***

Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana