Reksadana Pekan Ke-4 Maret 2018: Kinerja Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Positif

Bareksa • 03 Apr 2018

an image
Ilustrasi investasi reksa dana, saham, obligasi yang memberikan keuntungan dalam jangka waktu panjang. (123rf.com)

Indeks reksadana campuran dan saham mencatatkan kinerja negatif dalam sebulan terakhir

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan keempat Maret 2018 terus melanjutkan pelemahannya. Hingga 29 Maret 2018, IHSG telah melemah 7,1 persen atau turun lebih dalam dibandingkan pelemahan 0,12 persen sepanjang Februari 2018.

Benchmark yield obligasi pemerintah masih belum bangkit dan hanya berada di kisaran 6,7 persen. Tidak berbeda, kurs rupiah stagnan di level Rp13.756 per dolar AS.

Berikut poin-poin yang bisa berdampak terhadap pasar pada pekan terakhir Maret 2018 :

Potensi Kenaikan Fed Rate Hingga 4 kali Jadi Risiko Global

1. Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,5 - 1,75 persen.
2. Tujuh dari 15 peserta rapat The Fed mengharapkan setidaknya empat kali kenaikan tingkat suku bunga pada tahun ini.
3. Saat ini The Fed terus memantau US Housing Inflation yang berkontribusi 41 persen terhadap total inflasi AS.
4. Rapat FOMC selanjutnya pada 2 Mei 2018, sebanyak 96 persen konsensus memperkirakan suku bunga masih tetap berada di kisaran 1,5 - 1,75 persen.
5. Merespons The Fed, Bank Sentral China (PBOC) menaikkan suku bunga 5 basis poin menjadi 2,55 persen, dan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga 4,25 persen.

Masyarakat Kurangi Konsumsi, Tingkat Inflasi Indonesia Rendah


Sumber : BPS diolah Bareksa

Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (M1)


Sumber : BI diolah Bareksa

Melihat data-data tersebut, maka bisa dilihat beberapa poin berikut :

1. Inflasi inti menyentuh level 2,67 persen (yoy) pada Maret 2018 atau mulai mengencang dibandingkan Februari 2018, yang merupakan level terendah dalam 8 tahun terakhir.
2. Rata-rata inflasi inti pada 2010 – Maret 2018 sebesar 4,1 persen.
3. Rendahnya angka inflasi berbanding lurus dengan pelemahan tren pertumbuhan M1 (jumlah uang kartal dan uang giral yang dipegang masyarakat).
4. Pada Februari 2018, tingkat pertumbuhan M1 hanya 13 persen (yoy) menjadi Rp1.351 triliun.
5. Meski dampak dari kenaikan harga Pertamax masih minor, kenaikan Pertalite Rp200 per liter berpotensi mendongkrak inflasi pada April 2018.
6. Diperkirakan realisasi inflasi sepanjang 2018 masih sesuai dengan target Bank Indonesia yakni 3,5 persen ± 1 persen.
7. Pergerakan harga bahan makanan dan minyak dunia masih menjadi concern terkait inflasi ke depannya.

Kinerja Reksadana

Berikut reksadana konvensional dan syariah yang diperdagangkan di marketplace reksadana Bareksa yang memiliki kinerja paling optimal, beserta kinerja indeks benchmark dalam sebulan terakhir (29 Feb – 29 Mar 2018) :

 

Sumber : Bareksa

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan :

1. Indeks reksadana campuran dan saham masih mencatatkan kinerja negatif dalam sebulan terakhir, dan pelemahan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut namun cenderung terbatas.
2. Indeks reksadana pendapatan tetap konvensional dan syariah kembali mencetak kinerja positif di pekan terakhir Maret 2018 secara bulanan.
3. Indeks reksadana pasar uang masih membukukan performa positif.
4. Sama seperti pekan sebelumnya, dengan risiko yang terbilang masih tinggi, pada pekan ke-4 Maret 2018, Bareksa menyarankan untuk berinvestasi di reksadana jenis pasar uang. (AM)