Bareksa.com – Nilai nominal Rp1 juta, bagi sebagian orang bukanlah nilai yang terbilang besar. Apalagi bagi mereka yang tinggal di kota besar, yang biaya hidupnya pun cukup tinggi.
Maka, tak jarang dari mereka berpikir ketika tiba-tiba mendapatkan tambahan uang Rp1 juta di luar penghasilan utama, mereka bisa menghabiskannya untuk berbelanja barang konsumtif atau hangout bersama teman saja. Sebab, tambahan uang ini menjadi bonus yang dapat digunakan sesukanya.
Padahal, apabila bijak menggunakan uang bonus itu, seberapapun jumlahnya, kita bisa tetap mendapatkan manfaat yang lebih di masa depan. Bandingkan bila uang itu hanya habis untuk kegiatan konsumtif dan tidak memberikan nilai (value) dalam jangka panjang.
Misalnya saja, uang sebesar ini kita gunakan untuk berinvestasi pada produk pasar modal seperti reksadana. Melalui salah satu produk pasar modal ini, kita bisa memiliki aset investasi dengan modal yang relatif rendah, yakni mulai dari Rp100.000 saja. (Baca juga: Tidak Harus Jadi Kaya Dulu, Modal Investasi di BukaReksa Hanya Rp10.000)
Bagi masyarakat awam yang belum mengenal sama sekali dengan reksadana ini, tidak perlu khawatir mengenai keamanannya. Sebab, reksadana ini merupakan produk keuangan resmi yang dikelola oleh manajer investasi profesional dan diawasi serta diatur secara ketat oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengenai risiko investasinya, reksadana terdiri dari beberapa jenis yang memberikan potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda, sesuai dengan isi yang menjadi aset utama pengelolaan reksadana. Jenis reksadana ini terdiri dari saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. (Baca juga: Tentukan Reksadana yang Cocok dengan Return dan Risiko Tiap Jenisnya)
Untuk lebih jelas mengetahui seberapa besar keuntungan berinvestasi pada reksadana, mari kita simulasikan dengan Simulator Investasi Reksadana yang tersedia di Marketplace Bareksa, salah satu agen penjual reksadana yang terdaftar di OJK.
Pada simulasi ini, kita menggunakan reksadana jenis saham, yakni Sinarmas Saham Unggulan yang dikelola manajer investasi PT Sinarmas Asset Manajemen. Produk ini, berdasarkan data Bareksa, memiliki potensi keuntungan besar dalam jangka panjang dan menghasilkan return tinggi lima tahun terakhir. Untuk informasi selengkapnya klik tautan berikut.
Apabila sejak lima tahun lalu (periode 1 April 2013 -2 April 2018), kita mulai berinvestasi pada reksadana ini sebesar Rp1 juta, maka uang itu kini sudah bertambah sebanyak Rp635.000 menjadi Rp1.635.000 atau tumbuh sekitar 63,5 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jelasnya tampak pada grafik di bawah ini.
Grafik: Hasil Investasi Reksadana Sinarmas Saham Unggulan 5 Tahun Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Dari hasil simulasi ini, pertumbuhan uang di reksadana mencapai 63,5 persen dalam lima tahun atau sekitar 12,7 persen per tahunnya. Ini artinya, jika inflasi tahunan saat ini sekitar 4 persen, maka ada jarak (gap) keuntungan sekitar 8,7 persen yang dapat kita nikmati. Selain itu, hasil investasi reksadana pun tidak dikenakan pajak.
Dengan modal Rp1 juta saja, kita sudah bisa berpotensi untung. Lantas, bagaimana jika kita memiliki modal yang lebih besar? Tentunya hasilnya pun akan relatif lebih besar. Apalagi bila dilakukan secara rutin, sehingga modal yang terkumpul bisa lebih besar lagi.
Namun perlu dicatat, selain potensi keuntungan, investasi pun akan menawarkan risiko yang sebanding dengan hasilnya. Semakin besar risiko yang dihadapi maka potensi keuntungan yang didapatkan pun akan semakin besar (high risk high return). Oleh karena itu, sebelum berinvestasi kita harus menyesuaikan tujuan dan profil risiko masing-masing terlebih dahulu.
Ayo mulai berinvestasi reksadana sekarang. (hm)
***
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana..