CEO Pinnacle, Guntur Putra : Kunci dalam Berinvestasi adalah Sabar dan Disiplin

Bareksa • 11 Sep 2017

an image
Guntur Putra, President & CEO PT Pinnacle Persada Investama

Return reksa dana saham Pinnacle berhasil mengalahkan kinerja IHSG sepanjang 2017

Bareksa.com – Pelemahan di pasar saham terus berlanjut sejak pekan terakhir Agustus lalu. Aksi jual asing perlahan menekan laju indeks harga saham gabungan (IHSG), di mana investor asing keluar dalam jumlah sedikit namun secara terus menerus.

Dalam sebulan terakhir, IHSG cenderung flat dengan hanya mencatatkan kenaikan 1,3 persen (per 06 September 2017). Kondisi ini turut berdampak pada kinerja reksa dana saham yang menempatkan sebagian besar asetnya pada efek saham. Dalam sebulan terakhir, indeks reksa dana saham hanya naik 1,39 persen (per 06 September 2017).

Namun secara year to date, IHSG masih terbilang menarik dengan kenaikan 9,96 persen. Begitupun kinerja rata-rata reksa dana saham berhasil naik 3,39 persen secara year to date di tengah gejolak yang terjadi di pasar saham.

Salah satu reksa dana saham dengan catatan return yang menggiurkan adalah reksa dana Pinnacle Strategic Equity Fund. Reksa dana kelolaan PT Pinnacle Persada Investama ini berhasil mencatatkan return 10,08 persen sepanjang 2017 (per 06 September 2017).

Angka tersebut berada jauh di atas return rata-rata reksa dana saham yang hanya sebesar 3,39 persen year to date. Bahkan return reksa dana ini berhasil mengalahkan kinerja IHSG yang naik 9,96 persen secara year to date.

Bagaimana strategi Pinnacle Investment dalam mengelola reksa dana sehingga mampu membukukan return lebih tinggi dari IHSG. Berikut petikan hasil wawancara tertulis dengan President & CEO PT Pinnacle Persada Investama, Guntur Putra, yang diterima Bareksa pada 5 September 2017.

- Pasar saham Indonesia dalam sebulan terakhir ini cenderung mengalami koreksi (flat). Hal ini turut menekan kinerja reksa dana saham. Menurut Bapak sentimen apa yang mempengaruhi pergerakan pasar saham?

Pertama, sentimen global (North Korean geopolitical tension, China election in October, Fed Rate & tapering effect, Brexit) dan economy slowdown di level domestik. Dua hal ini menyebabkan ketidakpastian pasar (market uncertainties) dan juga meningkatnya volatilitas pasar dan mempengaruhi pergerakan pasar saham.

Kedua, meski begitu, reksa dana saham Pinnacle masih bisa mengalahkan indeks reksa dana saham secara year to date. Bahkan, selama setahun terakhir Pinnacle Strategic Equity Fund bisa mengalahkan 3 kali lipat indeks reksa dana saham.

- Apa saja yang mendorong kinerja reksa dana saham ini? Apakah Tim Investasi Pinnacle Investment memiliki strategi khusus dalam pengelolaan reksa dana ini?

Benar, kalau dilihat faktanya hampir setiap periode mayoritas dari reksadana dan manajer investasi selalu underperform benchmark, dan hal yg paling sulit dicapai adalah konsistensi kinerja.

Kuncinya adalah pembentukan portfolio yang optimal dari sisi risk dan return. Dengan sophisticated risk management serta penerapan quantitative investment strategies, tim kami dapat membentuk portfolio investasi yang optimal dan menghasilkan kinerja yang baik secara konsisten. Strategi didesign khusus untuk mengalahkan benchmark secara konsisten dalam periode investasi jangka panjang.

- Pada fund fact sheet, reksa dana ini memiliki saham sektor perbankan dan konsumer sebagai aset terbesar. Lantas, bagaimana prospek sektor ini ke depan sehingga menjadi pilihan isi portofolio reksa dana?

Sebenarnya dalam penempatan strategi pemilihan saham, kami tidak melihat dari sisi sektor, tetapi kami menerapkan strategi inovatif yang telah teruji secara global yaitu "factor-based investing strategy". Yaitu, kami melakukan pemilihan saham dari kacamata "faktor", bukan sektor, ini merupakan terobosan inovasi baru dalam penerapan strategi investasi di Indonesia.Pinnacle Investment merupakan pioneer/pelopor dalam penerapan strategi "factor-based" investing melalui penggabungan penerapan strategi kuantitatif dan fundamental.

Tapi karena manajer investasi dan investor di Indonesia masih awam dan minim pengetahuan terkait factor based strategy, maka portfolio kami dikategorikan berdasarkan sektor dan kebetulan aset sektor terbesar di perbankan dan konsumer.

- Salah satu produk unggulan dari Pinnacle adalah ETF (exchange traded funds), termasuk dua produk yang baru diluncurkan pada 14 Juni 2017. Bagi investor awam, jenis ETF masih belum terlalu dikenal. Bisa dijelaskan apa perbedaan dan keunggulannya dibanding reksa dana?

Keunggulannya banyak sekali jika dibandingkan dengan reksa dana konvensional. ETF merupakan produk reksa dana yang dapat diperjualbelikan di Bursa. Jadi dari sisi karakteristik, ETF juga menggabungkan nilai-nilai dan karakteristik positif yang ada di reksa dana konvensional dengan karakteristik positif yang dimiliki oleh Saham. ETF juga beragam jenisnya sama dengan reksa dana konvensional, ada ETF pasif, aktif, tematik, dan juga ETF dengan inovasi terbaru yaitu SMART ETF yang dipelopori oleh Pinnacle Investment

Keunggulan ETF dibandingkan Reksa Dana Konvensional :

• Transparan, portofolio dan bobot secara transparan bisa dilihat investor setiap saat. Jadi investor tahu percis setiap jenis ETF dan underlying assetnya apa saja sehingga jelas, dan tidak perlu khawatir diisi saham gorengan seperti layaknya banyak reksa dana konvensional lainnya.

• Flexibilitas, karena dapat diperjualkan di bursa. Produk ETF bisa dibeli melalui pasar primer dan sekunder pada saat jam bursa, sehingga investor dapat mengambil momentum jika terjadi pergerakan pasar/volatilitas pasar yang tinggi pada saat jam perdagangan di bursa.

• Likuiditas, seluruh ETF yang diterbitkan oleh Pinnacle, kami jamin tingkat likuiditas yang menyeluruh melalui pasar primer di mana kami bekerja sama dengan Indopremier sekuritas yang menjadi dealer partisipan. Likuiditas 100 persen likuiditas pasar. Jadi subscription maupun redemption seberapa besarpun jumlahnya transaksi dapat dilakukan selama likuiditas pasar memungkinkan. Jadi sangat mungkin untuk bertransaksi ETF masuk dan keluar dalam triliunan rupiah sehari. Seluruh ETF Pinnacle fokus hanya di ekuitas yang memiliki market kapitalisasi besar.

• Variasi Produk, strategi ETF yang beragam dan bervariasi mulai dari pasif/aktif/sektoral/tematik dan SMART ETF.

• Diversifikasi, sama seperti layaknya reksa dana konvensional, membeli ETF berarti membeli basket yang isinya merupakan kombinasi dari berbagai jenis saham sehingga ada efek diversifikasi dan mengurangi risiko investasi secara keseluruhan. Ini bertolak belakang dengan saham yang tidak terdiversifikasi.

• Aman - terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tapi pada saat yang bersamaan karena produk ETF merupakan produk Bursa Efek Indonesia, maka ada tambahan extra pengawasan dari BEI (IDX), KSEI, dan KPEI.

• Cost effective, biaya transaksi yang lebih minimal dan efisien.

Kinerja XPLQ - Pinnacle Enhanced Liquid ETF vs LQ45 based mutual funds and ETFs

- Menurut Bapak, bagaiamana kondisi perekonomian saat ini? Apakah berpotensi mendorong kinerja atau performance reksa dana secara keseluruhan? Berapa target prediksi pertumbuhan IHSG hingga akhir tahun ini?

Secara domestik kami menilai adanya perlambatan ekonomi, tapi pada saat yang bersamaan prospek jangka panjang berinvestasi di Indonesia masih sangat menarik. Indonesia masih merupakan "jewel" jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Kuncinya adalah pemerintah harus bisa menjaga kestabilan ekonomi dan politik, membuka peluang terhadap swasta dan foreign investor untuk membantu dalam pendanaan proyek infrastruktur jangka panjang di Indonesia. Target kami sampai akhir tahun IHSG/JCI masih di berkisar di level 5.900-6.100.

- Terkait dengan peringkat investment grade dari S&P untuk surat utang Indonesia, bagaimana hal ini bisa mendorong kinerja reksa dana, khususnya jenis fixed income?  

Overall untuk long term harusnya baik untuk mendorong fixed income asset classes karena secara long term Indonesia bisa mendapatkan cost of funding yang relatively cheaper yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur. CDS spread kita juga akan tightening, dan meningkatkan kepercayaan investor global terhadap Indonesia. Tapi tetap, untuk short term kinerja reksa dana akan dipengaruhi oleh sentimen global/domestik yang akan mempengaruhi kinerja instrumen reksa dana termasuk di fixed income.

- Tips apa yang bisa Bapak sampaikan kepada investor secara umum agar bisa mencapai tujuan investasi mereka, terutama dalam memilih produk reksa dana sebagai instrumen investasi?

Sabar dan disiplin, ini merupakan yang paling penting tapi paling sulit dilakukan. Berinvestasi harus sesuai dengan tujuan investasi dan investor harus mengerti toleransi risiko yang terkait dalam instrumen investasi produk reksadana. Sayangnya investor di Indonesia masih hanya melihat return dan kinerja, tanpa melihat dari sisi risko. Sebagai contoh, banyak investor yang memilih produk yang kinerja 1 tahun terakhirnya terlampau tinggi, padahal kalau dilihat dari tingkat risiko, mungkin saja produk fund manager mengambil risiko yang jauh berlebihan untuk menghasilkan kinerja tersebut. Sering sekali terjadi, fund yang memiliki kinerja terbaik sebelumnya pernah menjadi salah satu yang terburuk, atau pada tahun-tahun depannya menjadi kinerja yg terburuk dan contohnya sudah banyak sekali, karena kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja reksa dana di masa mendatang.

- Dengan berkembangnya teknologi digital, bagaimana Pinnacle Investment melihat peluang penjualan reksa dana melalui internet (online)?

Sangat berpotensial, Pinnacle Investment sendiri juga merupakan manajer investasi berbasis teknologi pertama di Indonesia dan dalam strategi maupun pengelolaan reksa dana kami memadukan infrastruktur dan teknologi terkini. Kami merupakan manajer investasi pertama di indonesia yang menerapkan pendekatan berbasis data analytic dan menggabungkan proses AI/artificial Intelligence technique ke dalam proses investasi kami. Untuk penjualan reksa dana kami juga dari awal sudah menggandeng rekan APERD yang berbasis online, khususnya IPOTFUND dan Bareksa.

Untuk ke depannya penjualan produk dengan platform berbasis digital akan mendominasi dan akan secara bertahap melewati bank, sama seperti yang terjadi di Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya.

- Pinnacle Investment, saat ini berdasarkan data Bareksa memiliki lima produk reksa dana konvensional, apakah tahun ini perusahaan berencana akan menambah produk baru? Jika iya, produk reksa dana jenis apa yang akan diluncurkan? Serta apa yang menjadi fokus perusahaan dan berapa target AUM yang akan dicapai tahun ini ?

Pada saat ini kami sudah memiliki 9 produk reksa dana (baik konvensional dan ETF), dan masih ada beberapa produk lagi yang akan kami luncurkan pada kurtal III dan IV 2017 ini. Ada beberapa produk di reksa dana Konvensional, tapi sebagian besar produk yang akan kami luncurkan merupakan produk ETF. Latar belakang diluncurkannya produk ETF ini adalah inovasi dan demand dari investor. Sebagai perusahaan manajer investasi berbasis teknologi pertama di Indonesia (technology driven investment firm), kami selalu fokus untuk melakukan inovasi baik di produk maupun strategi investasi untuk kepentingan investor.

Produk ETF kami sama dengan produk ETF yang telah kami luncurkan sebelumnya, juga akan mengadopsi konsep SMART ETF (dikenal juga sebagai SMART BETA /SMART ACTIVE/Strategic BETA ETF secara global).

Pada saat ini Pinnacle merupakan manajer investasi yang perkembangannya paling cepat di Indonesia (dari segi AUM, inovasi produk, maupun konsistensi kinerja). Mengingat umur Pinnacle yang masih terbilang muda dan juga belum genap 2 tahun, kami pada saat ini tidak mentargetkan AUM, fokus kami masih tetap mengembangkan produk investasi yang inovatif untuk seluruh investor di Indonesia dan pada saat yang bersamaan juga membangun track record yang sudah teruji secara konsisten di atas tolak ukur (*).

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..