Bareksa.com – Dalam belajar saham, hal pertama yang harus diketahui adalah pengertian dari saham itu sendiri. Saham adalah bukti kepemilikan dari suatu perusahaan. Jadi, di saat Anda punya keinginan untuk belajar saham, maka Anda akan didorong untuk mempelajari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
Dalam proses belajar saham, Anda akan dikenalkan dengan dua metode atau cara menganalisa suatu saham. Dua metode analisa tersebut adalah analisa teknikal dan analisa fundamental.
Analisa teknikal adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar periode sebelumnya (historikal), terutama pergerakan harga dan volume.
Sedangkan analisa fundamental adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan yang menitikberatkan pada rasio keuangan perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Analisa fundamental biasa digunakan untuk membuat keputusan berinvestasi jangka panjang. Analisa fundamental sendiri dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.
Sementara analisa teknikal biasa digunakan para trader dalam hal memutuskan kapan harus membeli atau menjual suatu saham dalam waktu yang tidak lama atau dengan kata lain investasi jangka pendek.
Motivasi investor maupun calon investor dalam belajar saham tidak lain yang utama adalah ingin merasakan manisnya keuntungan atau profit yang bisa dihasilkan dari efek ekuitas ini. Imbal hasil yang tinggi tentulah diiringi dengan resiko yang tinggi pula. Artinya dengan bermain saham, Anda bisa dalam waktu singkat bisa meraih untung berlipat. Demikian juga sebaliknya, dalam waktu singkat, Anda bisa rugi berlipat.
Sehingga investor maupun calon investor saham harus memperdalam pengetahuannya bukan hanya mengenai saham namun juga memahami bagaimana pasar bereaksi terhadap perekonomian, stabilitas keuangan perusahaan, bahkan laporan keuangan perusahaan.
Jika Anda ingin mencoba terjun langsung dalam dunia investasi dan ingin segera merasakan keuntungan dari berinvestasi namun belum siap bermain saham, maka Anda perlu mempertimbangkan produk investasi yang satu ini. Adalah reksa dana saham. Hal ini dikarenakan reksa dana saham merupakan produk investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang juga menggiurkan.
Dikarenakan reksa dana saham dalam kebijakan investasinya mengalokasikan minimal 80 persen aset portofolionya pada efek bersifat ekuitas (saham). Namun bila dibandingkan dengan berinvestasi langsung pada saham, reksa dana ini menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah namun dengan risiko yang lebih rendah pula. Hal ini dikarenakan adanya diversifikasi pada pengelolaan reksa dana.
Berikut daftar 5 (lima) besar reksa dana saham dengan return tertinggi sepanjang tahun 2017 (per 26 Juli 2017) berdasarkan Marketplace Reksa Dana Bareksa.
Sumber : Bareksa.com
Dalam hal pengelolaannya, produk reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang handal dan berpengalaman di bidangnya. Sehingga produk reksa dana dapat menjadi pilihan investasi yang tepat bagi investor pemula yang belum memiliki pengetahuan cukup dalam berinvestasi.
Selain reksa dana saham, produk reksa dana ini tersedia dalam beragam jenis, antara lain reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks dan ETF. Berbagai jenis reksa dana tersebut menghasilkan imbal hasil yang berbeda serta risiko yang berbeda pula.
Sehingga dalam berinvestasi di reksa dana, Anda dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda.
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..