Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris menyentuh level 6.000 di semester I tahun ini, namun investor kakap seperti perusahaan asuransi dan pengelola dana pensiun tidak menambah porsi inevstasi saham dalam portofolionya.
Dana pensiun dan asuransi dinilai sebagai kelompok investor besar di pasar keuangan Indonesia. Dana yang dihimpun dari masyarakat diinvestasikan ke berbagai produk investasi, salah satunya langsung ke bursa saham. Berdasarkan riset Bareksa, per April 2017 sebanyak 20 persen dari dana investasi yang dikelola asuransi dan pengelola dana pensiun, atau setara Rp 193 triliun, ditempatkan secara langsung di bursa saham.
Nilai tersebut belum termasuk investasi yang disalurkan secara tidak langsung, contohnya melalui pembelian reksa dana saham. (Baca juga: IHSG Menuju 6.000, Waktunya Reksa Dana Saham Ambil Untung)
Siapa sangka, di tengah rally bursa yang terjadi awal tahun ini, perusahaan asuransi dan pengelola dana pensiun tidak mengambil langkah agresif. Porsi investasi asuransi dan dana pensiun di bursa saham tidak bertambah signifikan.
Berdasarkan data OJK sampai dengan bulan April, investasi saham yang dilakukan perusahaan asuransi tercatat sebesar 22,7 persen dari total portofolio investasi. Nilai tersebut turun dibanding porsi pada awal tahun sebesar 23,7 persen.
Grafik: Porsi Investasi Asuransi
sumber: OJK, diolah
Sementara pengelola dana pensiun mempertahankan porsi investasi saham sebesar 12,5 persen pada April 2017, tidak banyak berubah dibanding porsi pada Januari sebesar 12,6 persen.
Grafik: Porsi Investasi Dana Pensiun
sumber: OJK, diolah
Dibanding menambah porsi investasi saham, kedua investor kakap ini justru mengurangi resiko dengan memperbesar porsi tabungan dan deposito. Per April, perusahaan asuransi menyimpan 19 persen dana pada deposito, naik tipis dari Januari sebesar 18 persen. Sementara pengelola dana pensiun meningkatkan porsi tabungan dan deposito menjadi 28,2 persen pada April dari sebelumnya 26,9 persen pada Januari 2017.
Pada saat yang sama, investor reksa dana saham juga mengurangi investasinya. Per Mei 2017, nilai aset reksa dana saham turun menjadi Rp 116 triliun dari Rp 122 triliun pada Januari, sementara unit penyertaan reksa dna saham turun menjadi 59 juta unit, dari 62 juta unit pada Januari 2017. (Baca juga: Kinerja Industri Reksa Dana Semester I 2017, Ini Analisanya)