Bareksa.com – Saat ini, tak jarang masyarakat yang masih banyak menunda untuk berinvestasi. Padahal hal ini sangat bermanfaat untuk menunjang kebutuhan keuangan di masa depan. Salah satu alasan yang kerap kali dilontarkan adalah modal untuk berinvestasi belum cukup atau nanti saja ketika sudah memiliki banyak uang.
Lantas, apakah untuk berinvestasi ini syaratnya kita harus menjadi kaya terlebih dahulu agar modalnya cukup? Atau sebaliknya, berinvestasi terlebih dahulu baru menjadi kaya?
Di antara kita mungkin pernah mendengar beberapa cerita orang-orang sukses yang berhasil menjadi miliarder. Misalnya saja, salah satu investor di Indonesia yang paling terkenal berkat keberhasilannya dalam berinvestasi di pasar saham Indonesia sejak 28 tahun lalu, yakni Lo Kheng Hong atau dikenal sebagai Warren Buffet versi Indonesia.
Meski bukan berasal dari keluarga yang berada, pada tahun 2015 lalu, Lo Kheng Hong disinyalir memiliki uang hingga sekitar Rp2,5 triliun yang ditempatkan pada saham-saham perusahaan besar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Ini artinya, untuk memulai berinvestasi, sejatinya tidak harus melulu menjadi kaya terlebih dahulu. Sebab, sosok seperti Lo Kheng Hong ini sebagai contohnya, yang berhasil menjadi kaya raya dari hasil investasinya di pasar modal Indonesia sejak muda.
Bagi investor awam seperti kita ini, mungkin saja berinvestasi pada saham seperti Lo Kheng Hong menjadi sangat berisiko karena tidak memiliki pengetahuan atau skill khusus yang dapat memprediksi pergerakan pasar saham. Meskipun begitu, bukan berarti kita takut atau tidak bisa memulai investasi di pasar modal.
Dalam hal ini, kita bisa memilih produk keuangan seperti reksa dana untuk memulai investasi di pasar modal yang cukup potensial dengan risiko lebih rendah dibandingkan saham. Reksa dana ini berbentuk portofolio yang terdiri dari berbagai macam aset keuangan seperti saham, obligasi dan deposito yang dikelola oleh manajer investasi profesional.
Jadi, tanpa pengetahuan dan skill khusus pun kita tetap dapat berinvestasi di produk pasar modal. Selain itu pun, minimum modal atau dana yang diperlukan juga relatif lebih rendah yakni hanya Rp100.000 saja. (Baca Juga: Beli Reksa Dana Dengan Modal Kecil, Risiko Investasinya Juga Minim)
Bahkan, reksa dana pasar uang---salah satu jenis reksa dana dengan risiko terendah—kini bisa dibeli oleh investor dengan dana minimum Rp10.000 saja melalui fitur BukaReksa pada situs e-commerce Bukalapak. Produk ini sangat cocok bagi investor pemula yang menginginkan pertumbuhan aset yang stabil dengan risiko relatif rendah.
Salah satu produk keuangan yang dapat dibeli melalui Fitur BukaReksa ini adalah CIMB-Principal Bukareksa Pasar Uang, yang dikelola oleh PT CIMB Principal Asset Management. Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, return (keuntungan) yang dihasilkan oleh produk ini sekitar 0,50 persen sebulan atau sekitar 6 persen apabila disetahunkan (annualized return).
Tabel: Kinerja Reksa Dana CIMB-Principal Bukareksa
Sumber: Bareksa.com
Hasil pada produk ini akan lebih maksimal dibandingkan dengan bunga depsito atau tabungan, karena tidak dikenakan pajak atau biaya administrasi lainnya. (Baca juga: Beli Reksa Dana di BukaReksa Bisa Lebih Untung Dari Deposito? Ini Faktanya)
Belajar dari kesuksesan investor Lo Kheng Hong, dalam berinvestasi ini membutuhkan proses dan waktu sehingga kesabaran dan ketekunan harus dilakukan. Selain itu, yang menjadi catatan adalah, untuk menjadi sesuatu yang besar itu awalnya dimulai dari hal yang kecil terlebih dahulu. Ini sama artinya apabila kita niat berinvestasi maka untuk memulainya, kita tidak harus memiliki uang yang banyak atau kaya terlebih dahulu.
Jadi, yuk belajar investasi kecil-kecilan di BukaReksa untuk menjadi investor sukses sekelas dunia seperti Warren Buffet.
(hm)
*
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..