Bareksa.com – Mendekati penghujung akhir tahun seperti saat ini, pasar saham cukup bergerak variatif. Meskipun begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan hasil return positif dalam sebulan terakhir yaitu 0,89 persen.
Menurut, Vice President PT Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan, pergerakan pasar keuangan saat ini dipicu dari tindakan antsipasi para pelaku pasar yang masih melihat kondisi perekonomian Amerika Serikat pasca The Fed menaikkan suku bunga. Pasalnya, keputusan bank sentral AS tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam penerapkan kebijakan moneter di tahun 2017 mendatang.
“Saat ini para pelaku pasar banyak yang mengantisipasi The Fed dan kebijakan Amerika selanjutnya untuk memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017. Hal ini turut membuat pasar keuangan bergerak cenderung variatif. Namun, para investor tidak perlu panik atau takut karena ini sifatnya sementara dan potensi kenaikan pada pasar keuangan, khususnya pada saham masih tetap ada dalam jangka panjang," ungkap Reza kepada Bareksa.
Selama roda perekonomian masih bergerak, IHSG dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan masih dapat bertumbuh. Hal ini tentunya juga akan berimbas terhadap kinerja reksa dana saham yang sebagian besar isi portofolionya merupakan instrumen saham.
Reza menilai saham-saham di sektor infrastuktur, keuangan dan konsumsi masih dapat menjadi andalan (backbone) pengelolaan portofolio reksa dana pada tahun 2017 mendatang. Pasalnya, program pemerintah untuk pembangunan infrastruktur seperti proyek jalan tol, pelabuhan, dan mass rapid transit (MRT) masih akan berjalan hingga 2020 mendatang.
Kemudian, sektor keuangan khususnya perbankan diyakini sebagai penggerak IHSG sehingga ketika IHSG tumbuh, sektor inipun akan tumbuh sejalan dengan IHSG. Selain itu, sektor konsumsi yang bergerak cukup stabil dalam berbagai kondisi ekonomi pun mampu menjadi penopang reksa dana dalam menghasilkan return.
Karena memilliki proporsi yang besar pada ketiga sektor ini, kinerja reksa dana kelolaan PT Henan Putihrai Asset Management pun cukup bagus, seperti pada produk HPAM Syariah Ekuitas dan HPAM Ultima Ekuitas 1. Sejak awal tahun hingga saat ini, return kedua reksa dana ini tercatat sebesar 22,76 persen dan 19,77 persen. Adapun IHSG dan indeks reksa dana saham hanya sebesar 13,91 persen dan 8,50 persen.
Grafik: Perbandingkan HPAM Syariah Ekuitas dan HPAM Ultima Ekuitas 1 dengan Benchmark, Year-to-date (YTD)
Sumber: Bareksa.com
Pada fund fact sheet HPAM Syariah Ekuitas—yang juga merupakan salah satu produk syariah— tercantum reksa dana ini memiliki aset saham pada sektor infrastruktur sebesar 19,3 persen dan sektor konsumsi sebesar 9,8 persen dari total aset reksa dana. Sementara itu, reksa dana HPAM Ultima Ekuitas 1 memiliki proporsi aset saham sebesar 13 persen pada sektor keuangan, 11 persen pada sektor konsumsi, dan 8 persen pada sektor infrastruktur.
Reza menyarankan untuk berinvestasi pada reksa dana saham dalam jangka panjang yang dapat dilakukan saat ini dengan cara averaging atau berkala. Artinya, investor dapat melakukan pembelian reksa dana saham dalam beberapa kali pembelian reksa dana agar NAB yang naik turun bisa disesuaikan, sehingga keuntungan yang didapat bisa lebih maksimal.
Investasi reksa dana saham dengan cara berkala inipun bisa dilakukan oleh investor pemula, karena secara jangka panjang return yang dihasilkan oleh reksa dana saham mampu berada di atas inflasi dan bunga tabungan atau deposito perbankan. Untuk membuktikannya, kita bisa menggunakan Simulator Reksa Dana Bareksa, yang menampilkan kinerja historis produk reksa dana. Misalnya, kita menaruh Rp1 juta yang diinvestasikan secara rutin setiap bulan pada reksa dana saham seperti HPAM Ultima Ekuitas 1 sejak 2011. Dalam 5 tahun terakhir, uang kita bisa tumbuh 31,03 persen menjadi Rp78,6 juta. Padahal, uang pokok investasi yang kita tanamkan hanya sebesar Rp60 juta.
Grafik: Hasil Simulasi Investasi Pada Reksa Dana Saham HPAM Ultima Ekuitas
Sumber: Bareksa.com
Meski reksa dana saham memiliki risiko penurunan aset dalam jangka pendek akibat pasar saham yang terkoreksi, dalam jangka panjang reksa dana saham mampu menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan dengan bunga deposito atau tabungan. Pada simulasi di atas, dalam 5 tahun terakhir investasi HPAM Ultima Ekuitas 1 bertumbuh 31,03 persen atau rata-rata per tahun sekitar 6,2 persen, masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahunan yang sebesar 3,58 persen atau bunga deposito saat ini yang sebesar 5-6 persen. Apalagi, bunga tabungan dan deposito pun masih harus dipotong pajak 20 persen. (hm)
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.