Bareksa.com – Siapa bilang berinvestasi harus dengan modal besar? Saat ini, kita sudah bisa berinvestasi meskipun penghasilan kita hanya sebatas upah minimum saja. Melalui produk investasi seperti reksa dana, dengan minimum investasi Rp100 ribu, kegiatan untuk mempersiapkan kebutuhan finansial jangka panjang di masa depan dapat dilakukan dengan modal terjangkau.
Reksa dana sendiri hadir menjadi wadah bagi masyarakat untuk melakukan investasi pada produk pasar keuangan tetapi memiliki pengetahuan dan dana terbatas. Sebab pada reksa dana ini, dana kita akan dikumpulkan secara kolektif kemudian dikelola oleh manajer investasi profesional ke dalam aset-aset keuangan (financial asset) seperti saham, obligasi dan deposito.
Memang, memiliki penghasilan yang sebatas upah minimum terkadang membuat masyarakat seringkali melewatkan untuk berinvestasi. Padahal, berinvestasi pada reksa dana dapat memulainya dari nominal yang relatif kecil yakni Rp100 ribu.
Dalam merencanakan keuangan, idealnya kita dapat menyisihkan uang minimal 10 persen dari penghasilan setiap bulan untuk berinvestasi. Persentase porsi untuk berinvestasi ini bahkan bisa dimaksimalkan hingga 30 persen apabila kita masih berstatus single atau belum menikah karena belum banyak memiliki tanggungan biaya. Memaksimalkan porsi investasi selagi muda tentunya jauh lebih positif, dibandingkan kita menggunakan uang untuk berperilaku konsumtif atau boros.
Seberapa banyak uang yang kita sisihkan untuk investasi dengan penghasilan terbatas ini? Mari kita coba ilustrasikan dengan menggunakan data Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sejak 5 tahun ke belakang (periode 2012 -2016), seperti yang tampak pada tabel di bawah ini:
Tabel: Data Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta Periode 2012 – 2016
Sumber: Jakarta.co.id
Bila tahun 2012 seorang karyawan bernama Alan dengan gaji bulanan sebesar UMP mulai menyisihkan sebesar 10 persen pendapatannya, dia bisa berinvestasi di reksa dana sebesar Rp152.915 per bulan. Kalau dia ingin menambah porsi investasi lebih besar, hingga 30 persen dari gaji, dia perlu menyisihkan Rp458.745 per bulan.
Seiring dengan peningkatan UMP per tahun sesuai dengan peraturan gubernur terkait, seharusnya karyawan tersebut bisa menambah nilai investasinya setiap tahun. Dengan peningkatan UMP, maka total dana investasi pun akan lebih besar meski porsinya terhadap gaji tetap seimbang.
Tabel: Besaran dana investasi sesuai dengan porsi investasi (rupiah)
Sumber:Bareksa.com, (data diolah)
Sesuai tabel simulasi di atas, apabila Alan yang memiliki gaji bulanan sebesar UMP menyisihkan 10 persen pendapatan secara rutin untuk investasi, maka dalam setahun dia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp1.834.980. Kemudian pada tahun berikutnya hingga tahun 2016 tingkat UMP naik, dengan porsi yang tetap dan secara konsisten, uang yang terkumpul bisa mencapai Rp14.364.180.
Tentunya dana yang terkumpul bisa lebih besar apabila karyawan tersebut bisa menyisihkan uang hingga 30 persen dari penghasilan untuk investasi, yakni mencapai Rp43.092.540 selama lima tahun.
Ilustrasi tersebut di atas hanya menggambarkan uang pokok yang disisihkan saja, belum diinvestasikan dalam produk reksa dana. Marilah kita simulasikan bila uang investasi itu ditanamkan pada produk investasi yang menawarkan keuntungan.
Karena Alan ingin berinvestasi dalam jangka panjang, maka ia pun memilih reksa dana saham--yang memiliki potensi keuntungan besar dengan risiko yang besar juga. Berdasarkan rata-rata keuntungan (return) dari 5 reksa dana terbaik di Marketplace Investasi Bareksa selama 5 tahun terakhir, didapatkan keuntungan reksa dana saham sebesar 15,07 persen per tahun.
Dengan potensi keuntungan sebesar 15,07 persen per tahun, kita dapat memperkirakan besaran dana yang akan diperoleh Alan setiap tahunnya dengan menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa. Berdasarkan kalkulator tersebut, pada tahun 2012, uang yang diinvestasikan dengan porsi 10 persen gaji itu tumbuh menjadi Rp1.967.182, lebih besar dari dana investasi awal yang sebesar Rp 1.529.150.
Selanjutnya, dana investasi tahun berikutnya hingga 2016 pun bertambah lebih besar daripada dana investasi awalnya. Apabila Alan rutin berinvestasi selama 5 tahun ini dengan porsi investasi 10 persen dari penghasilan maka diperkirakan hasilnya mencapai Rp15.399.056. Angka hasil investasi itu tentunya akan lebih besar bila Alan menyisihkan porsi investasi lebih besar, yakni menjadi Rp30.798.111 bila porsi investasi 20 persen, dan Rp46.197.167 bila porsinya 30 persen. Selengkapnya tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel: Perkiraan Hasil Investasi (rupiah)
Sumber: Bareksa.com
Dalam ilustrasi ini, apabila sejak awal memiliki penghasilan, kita sudah mulai menyisihkan 10-30 persen dari penghasilan secara rutin setiap bulan untuk berinvestasi reksa dana dalam jangka panjang tentu hasilnya akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan kita di masa depan. Contohnya adalah untuk tambahan biaya pernikahan atau membayar DP rumah dan kendaraan. Keuntungan ini belum tentu didapat bila kita hanya menyimpan uang kita di tabungan bank atau di lemari saja.
Sekecil-kecilnya nominal investasi yang kita lakukan ini tentunya akan dapat kita rasakan manfaatnya di masa depan. Oleh karena itu,jangan hanya terpaku seberapa besar atau kecilnya penghasilan yang kita peroleh tetapi juga kita harus memiliki kesabaran, konsistensi dan disiplin agar secara rutin menambah investasi. Selain itu, kita sebaiknya tidak berperilaku konsumtif yang berlebihan agar bisa berhasil mendapat untung dalam berinvestasi.
Namun perlu dicatat, investasi ini mengandung unsur risiko ketika menawarkan tingkat imbal hasil yang setara. Semakin tinggi risiko yang dihadapi maka tingkat keuntungan yang berpotensi didapatkan pun akan semakin besar (high risk high return). (hm)
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.