Bareksa.com – Setiap orangtua, pastilah ingin memberikan yang terbaik untuk kehidupan buah hatinya, termasuk untuk kebutuhan pendidikan sang anak. Dengan membekali pendidikan atau ilmu, orangtua memiliki harapan bahwa sang anak akan mendapatkan masa depan yang lebih cerah.
Saat ini, pendidikan seseorang memang masih menjadi tolak ukur untuk pencapaian karir dan kemapanan dalam kehidupan. Akan tetapi, biaya pendidikan ini cukup tinggi dan setiap tahun mengalami kenaikan karena adanya inflasi.
Oleh karena itu, orangtua perlu mempersiapkan dana pendidikan anak ini sejak awal sebelum tiba masa usia anak sekolah. Bila sudah memiliki persiapan, para orangtua bisa menghindari meminjam uang (berhutang) untuk biaya pendidikan anak yang akan membebankan pengeluaran keluarga.
Salah satu Financial Planner Independen, Niko Antonio Susanto menjelaskan kepada bareksa, untuk mempersiapkan dana pendidikan anak bisa dimulai dengan menentukan jenjang pendidikan terlebih dahulu.
“Misalnya saja kita menentukan untuk mempersiapkan dana jenjang pendidikan sarjana S-1 atau kuliah. Karena biaya kuliah ini cukup besar dan kita bisa mempersiapkannya dalam jangka panjang. Setelah itu, kita sebaiknya mencari informasi mengenai biaya masuk saat ini dan memperhitungkannya dengan menggunakan konsep future value," ujar Niko.
Apakah itu future value? Niko menjelaskannya dengan contoh berikut ini. Saat ini biaya kuliah fakultas ekonomi pada salah satu universitas swasta dengan akreditasi A di Jakarta memiliki rincian biaya sebagai berikut:
? Biaya Uang Sumbangan (uang Pangkal) : Rp19 juta
? Biaya Pokok Per Semester : Rp9 juta
? Biaya Per SKS (Satuan Kredit Semester) : Rp300 ribu (hingga selesai S-1 ada 144 sks)
Jika asumsi sang anak mengambil 24 SKS per semester, dalam jangka waktu 3 tahun (6 semester) sudah terpenuhi 144 sehingga bisa menyelesaikan bangku kuliah lebih cepat.
Namun hal itu berarti, biaya yang harus dikeluarkan orang tua sebesar Rp16,2 juta per semester atau sekitar Rp97,2 juta hingga selesai 6 semester. Dan perkiraan total biaya kuliah dari awal masuk hingga selesai sekitar Rp116,2 juta. (asumsi total biaya ini belum termasuk ongkos dan biaya pendidikan lainnya)
Sekarang kita memperhitungkan biaya tersebut dengan menggunakan konsep future value dengan memasukan kenaikan biaya kuliah (inflasi) sebesar 15 persen per tahun.
Apabila kita menyiapkan dana kuliah sejak anak usia 5 tahun dengan asumsi mulai kuliah usia 18 tahun, maka 13 tahun yang akan datang biaya kuliah ini bisa mencapai Rp714,96 juta.
Kemudian setelah mengetahui perkiraan total jumlah biaya pendidikan, langkah selanjutnya adalah mulai menyisihkan uang untuk mempersiapkan kebutuhan pendidikan anak. Untuk mengetahui besarnya uang yang seharusnya kita sisihkan per bulan, kita dapat menggunakan Simulator Tabungan Pendidikan Anak yang tersedia pada tools Bareksa.
Idealnya untuk menyisihkan uang pada pos untuk menabung dan investasi (yang termasuk biaya pendidikan anak dan hari tua) adalah minimal 10 persen dari penghasilan. Jika dapat menyisihkan uang lebih dari 10 persen pada pos ini maka hasil tabungannya bisa lebih besar.
Menurut Niko, kita dapat menempatkan dana tabungan pendidikan pada asuransi pendidikan atau di instrument investasi. Namun keduanya terdapat kelebihan dan kekurangannya.
Menempatkan dana pendidikan pada asuransi pendidikan, terdapat kelebihan yaitu proteksi (perlindungan). Apabila terjadi sesuatu kepada kita (orang tua) misalnya meninggal atau sakit kritis, kebutuhan pendidikan anak dapat ditanggung oleh asuransi sesuai dengan yang tercantum dalam polis asuransi. Namun kelemahannya, imbal hasil yang diterima kecil karena hanya sejumlah biaya pendidikan anak saja yang dapat dicairkan.
Sementara dengan berinvestasi, kita dapat memilih instrument investasi reksa dana. Dimana imbal hasil (return) yang dihasilkan reksa dana lebih besar dan mampu melebihi tingkat inflasi. Selain itu, berinvestasi reksa dana juga tidak perlu keterampilan dan alokasi waktu untuk dapat memantau investasi, sebab dana kita dikelola oleh Manajer Investasi.
(Baca juga: Reksa Dana, Pilihan Investasi Unggul Bagi Investor Pemula)
“Reksa dana saham dapat kita pilih sebagai intrumen investasi yang cocok untuk memenuhi biaya kuliah anak dalam jangka waktu panjang. karena secara jangka panjang, reksa dana berpotensi menghasilkan return yang besar. Dalam keadaan ekonomi yang normal berinvestasi pada reksa dana saham bisa menghasilkan return 15-20 persen per tahun,” kata Niko.
Niko juga menjelaskan untuk kebutuhan biaya kuliah ini, sebaiknya satu atau dua tahun sebelum anak memasuki kuliah, dana pendidikan yang diinvestasikan pada reksa dana saham dapat dipindahkan pada instrumen investasi yang memiliki risiko lebih rendah seperti reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap.
Namun, hal yang tak kalah penting dalam mempersiapkan dana pendidikan anak ini adalah kita harus mendisiplinkan diri dan konsisten untuk menabung dana pendidikan anak.
Membekali anak dengan pendidikan adalah suatu kewajiban bagi orang tua. Dan merupakan suatu hal yang membahagiakan bagi orang tua apabila dapat melihat anak yang kita besarkan dapat meraih keberhasilan dan cita-cita dengan ilmu yang dimilikinya.
Jadi, sudahkah Anda mempersiapkan dana pendidikan anak saat ini?
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.