Bareksa.com - Sejak awal tahun ini, mata uang rupiah terhadap dolar Amerika terus mengalami penguatan. Tetapi bagi pemegang reksa dana dolar, imbal hasil yang diperoleh dapat menutupi rugi kurs akibat pelemahan dolar tersebut.
Rupiah telah menguat 4,38 persen sejak awal tahun hingga saat ini yang berada di level Rp13.155 per dolar Amerika. Bagi sebagian investor yang memiliki investasi dalam bentuk dolar, tentunya akan mengalami kerugian.
Penguatan rupiah terdorong data ekonomi Indonesia yang membaik dan beberapa paket kebijakan pemerintah yang menarik minat asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan arus dana investor asing ke Indonesia. (Baca juga: IHSG & Rupiah Paling Kuat Di Asia Sejak Awal Tahun 2016, Apa Pemicunya?)
Namun membaiknya iklim ekonomi di Indonesia justru membuat kinerja reksa dana, khususnya pada reksa dana saham dan campuran meningkat. Sehingga berinvestasi pada reksa dana menjadi salah satu alternatif bagi investor untuk meminimalisir rugi kurs. (Baca: Apa itu Reksa Dana Dolar dan Apa Bedanya dengan Reksa Dana Rupiah?)
Grafik: Korelasi Pergerakan IHSG dan Rupiah terhadap Dolar
Sumber: Bareksa.com
Pada data Bareksa, Inilah sejumlah reksa dana bermata uang dolar yang memiliki return tertinggi di tengah penguatan rupiah terhadap dolar sejak awal tahun.
1. Reksa Dana Saham Dolar
Manulife Greater Indonesia Fund, reksa dana saham yang dikelola oleh PT Manulife Aset Management Indonesia ini menghasilkan return 12,12 persen dari awal tahun sampai saat ini (year-to-date / YTD). Return reksa dana ini hampir 3 kali lebih tinggi dibandingkan return rata-rata pasar reksa dana saham dan IHSG yang hanya menghasilkan 5,59 persen dan 4,92 persen YTD.
Reksa Dana ini memiliki risiko yang tergolong tinggi diatas risiko rata-rata reksa dana saham yang berada diarea 0,05 persen. Sedangkan risiko reksa dana ini adalah sekitar 0,075 persen.
Grafik: Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Manulife Greater Indonesia Fund
Sumber: Bareksa.com
2. Reksa Dana Campuran Dolar
Reksa Dana campuran kelolaan First State Investments Indonesia ini tercatat menghasilkan return 9,08 persen, melebihi 2 kali lipat return pasar reksa dana campuran yang hanya menghasilkan return 4,45 persen dari awal tahun sampai saat ini (year-to-date / YTD).
Risiko reksa dana First State Indonesian USD Balanced Plus Fund tergolong tinggi karena berada diatas risiko reksa dana saham dengan penyebaran risiko sebesar 0,058 persen.
Grafik: Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) First State Indonesian USD Balanced Plus Fund
Sumber: Bareksa.com
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap Dolar
Dari awal tahun sampai saat ini (year-to-date / YTD), Ashmore Dana USD Nusantara menghasilkan return tertinggi diantara reksa dana pendapatan tetap bermata uang dolar dengan 5,74 persen.
Reksa Dana yang dikelola oleh PT Ashmore Asset Management Indonesia ini memiliki kinerja reksa dana yang sangat baik dengan ditunjukan skor 4 pada barometer Bareksa.
Risiko reksa dana ini juga memiliki risiko relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan reksa dana saham dan campuran berbasis dolar dengan risiko sebesar 0,014
Grafik: Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Ashmore Dana USD Nusantara
Sumber: Bareksa.com
4. Reksa Dana Pasar Uang Dolar
Sejak awal tahun sampai saat ini (year to date), reksa dana PNM Money Market Fund USD, kelolaan PNM Investment Management ini menghasilkan return 0,67 persen. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan deposito dalam dolar Amerika rata-rata bank saat ini yang hanya 0,8 persen per tahun.
Grafik: Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) PNM Investment Management
Sumber: Bareksa.com
Reksa dana saham dan campuran yang berbasis dolar memliki risiko yang lebih tinggi karena proporsi instrumen investasi saham pada portofolio reksa dana memiliki fluktuasi yang tinggi di pasar. Sehingga bagi investor awam yang takut akan risiko dapat lebih memilih reksa dana jenis pendapatan tetap dan pasar uang. (np)
***
Butuh bantuan? DISCLAIMER Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini