Berita / / Artikel

Kapok Deg-Degan Main Saham, Rene Suhardono Alihkan Semua Investasi ke Reksa Dana

• 30 Jan 2016

an image
Rene Suhardono

"Memang aturan bagi diri saya pribadi untuk tidak membeli reksa dana yang umurnya belum lebih dari tiga tahun," katanya.

Bareksa.com - Rene Suhardono, founder PT Indonesia Lebih Baik mengungkapkan saat ini sudah mengalihkan seluruh investasinya dari produk saham ke produk reksa dana. "Sejauh ini saya sangat senang, dulu saya membeli saham dan melakukan assessment sendiri," katanya kepada Bareksa.com di Jakarta, Jumat 29 Januari 2016.

Saat berinvestasi saham, Rene mengaku kecewa karena kinerja investasinya tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Sebaliknya, ketika berinvestasi reksa dana sejak 2007, ia puas dengan kinerja produk tersebut.

Ia merasakan dengan membeli reksa dana tidak perlu mengurus berbagai analisis-- yang harus dilakukan saat membeli saham. Ia cukup melihat kinerja fund tersebut selama tiga tahun ke belakang. "Aturan bagi diri saya pribadi tidak membeli reksa dana yang umurnya belum lebih dari tiga tahun," katanya.

Rene punya dua atau tiga reksa dana untuk tujuan tertentu. Misalnya reksa dana saham digunakannya untuk tujuan jangka panjang karena sifatnya lebih agresif.

Adapun untuk tujuan biaya anak masuk SMP tahun depan akan ditaruhnya di reksa dana pasar uang atau pun deposito. Berkat reksa dana, kata dia, saat ini anak pertamanya sudah memiliki cadangan dana hingga kuliah.

Dengan demikian ia tidak perlu memikirkan biaya pendidikan anaknya lagi. Walaupun demikian Rene mengaku masih banyak tujuannya yang belum tercapai seperti dana pensiun dan pendidikan.

Selain itu dana investasinya untuk berhaji juga sempat terpakai untuk membeli rumah. Dirinya menargetkan bisa berangkat haji pada 2018.

Rene mengatakan pada 2007 belum memisah-misahkan investasinya. Baru pada 2010 ia mendiversifikasi investasinya untuk tujuan-tujuan tertentu.

Seluruh dana investasinya, menurut Rene, mencapai 40 persen dari seluruh total kekayaannya saat ini dan seluruhnya disimpan di reksa dana. Sisanya digunakan untuk menjalankan bisnis.

"Saya sudah masukan semua ke reksa dana. Dulu pernah di saham, tetapi saya tidak kuat deg-degannya, tidak ada waktu dan terlalu spekulatif," katanya.

Tags: