Bareksa.com – Berdasarkan data Bareksa.com, saat ini terdapat 52 reksadana dolar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari jenis saham, pendapatan tetap, campuran, pasar uang, terproteksi dan penyertaan terbatas. Dari jumlah tersebut, secara month to date (MTD) terdapat 19 produk yang memperoleh return negatif.
Fund Manager PT Syailendra Capital, Mulya Santoso, kepada Bareksa.com Selasa 16 Desember 2014 mengatakan, saat ini kinerja reksadana dolar masih biasa saja. Menurutnya, belum ada pergerakan yang agresif, tetapi akan baik bagi pemilik aset dasar reksadana yang berdenominasi dolar AS.
“Namun diharapkan pelemahan rupiah ini hanya sementara, karena fundamental Indonesia membaik setelah subsidi bahan bakar minyak (BBM) dikurangi dan ini karena penguatan dolar saja yang berdampak pelemahan mata uang pada beberapa negara termasuk Indonesia,” ungkap Mulya.
Delapan terendah dari 19 reksadana dolar yang mengalami return negatif secara month to date (MTD) :
sumber : bareksa.com
Sementara itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat memengaruhi kinerja reksadana secara keseluruhan. Menurut salah satu Fund Manager PT Indo Premier Investment Management, Ahmad Qohar Syakir, kelolaan reksadana sangat dipengaruhi oleh depresiasi rupiah saat ini. Qohar mengaku, Indo Premier sudah mengantisipasi penurunan nilai reksadana ini dengan profit taking dari beberapa saham konstruksi dan beberapa saham bluechip yang overweight.