Bareksa.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan stabilitas sistem keuangan RI pada triwulan I tahun 2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global. Perkembangan positif ini ditopang koordinasi kebijakan yang ditempuh serta optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang kuat seiring membaiknya berbagai indikator perekonomian dan sistem keuangan domestik.
“KSSK terus mencermati dinamika ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 diperkirakan mencapai 2,6% didorong oleh dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok pascapandemi Covid-19,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga selaku Ketua KSSK dalam keterangannya (8/5/2023).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2023 tercatat 5,03% secara tahunan (YOY), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya di level 5,01%. Tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi didukung oleh ekspor yang tetap tumbuh tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan invetasi nonbangunan yang tetap baik.
“Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Prakiraan ini didukung konsumsi swasta yang diprakirakan makin baik seiring meningkatnya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan menguatnya daya beli sebagai dampak dari penurunan inflasi,” Sri Mulyani menjelaskan.
Siap-siap Beli ST010 di Sini
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun menjadi 4,33% secara tahunan pada pada April 2023 dari 5,51% ada Desember 2022. Inflasi inti terus melambat menjadi 2,83% dipengaruhi ekspektasi inflasi dan imported inflation yang menurun, serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan. Sementara itu, inflasi volatile food tetap terkendali, di 3,74%.Sejak awal tahun hingga 28 April 2023 rupiah menguat 6,12%, lebih tinggi dari apresiasi Baht Thailand (1,35%), Rupee India (1,10%), dan Peso Filipina (0,67%).
“Ke depan, penguatan nilai tukar rupiah diprediksi terus berlanjut didorong surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing, sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik,” kata Sri Mulyani.
Menurut KSSK, kinerja APBN sampai dengan triwulan I 2023 tetap positif. Hal ini ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi. Realisasi pendapatan negara selama triwulan I 2023 mencapai Rp647,15 triliun atau 26,27% dari target APBN dan tumbuh 28,98% secara tahunan (YOY). Pada periode yang sama, penyerapan belanja negara mencapai Rp518,66 triliun (16,94% dari Pagu APBN).
Posisi fiskal pemerintah relatif kuat, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer Rp228,76 triliun dan surplus keseimbangan fiskal Rp128,50 triliun, ekuivalen 0,61% PDB,” ungkap KSSK.
Realisasi belanja negara, sampai dengan triwulan I 2023 mencapai Rp518,66 triliun (16,94% dari pagu APBN) atau tumbuh 5,7% secara tahunan. Kinerja belanja negara yang tumbuh tersebut ditopang oleh realisasi belanja pemerintah pusat Rp347,23 triliun (15,46% dari pagu APBN) atau tumbuh 10,52%. Sementara itu, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp171,39 triliun atau 21,04% dari pagu APBN.
Di pasar saham, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 28 April 2023 menguat 0,95% sepanjang tahun berjalan (YTD) atau 4 bulan terakhir didukung inflow investor nonresiden (asing) Rp18,91 triliun. Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan. Hingga akhir April 2023 dana yang dihimpun tercatat Rp84,01 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten.
Sementara pada pipeline, terdapat 115 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp135,31 triliun. Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,88 juta investor per April 2023.
Mencermati kondisi ketidakpastian global yang tinggi, OJK terus mewaspadai dampak rambatannya pada sektor jasa keuangan nasional. Meskipun dampak rambatan ke domestik relatif terbatas, langkah antisipatif tetap diperlukan untuk memitigasi dampak lebih jauh pada pertumbuhan ekonomi, intermediasi dan stabilitas sistem keuangan.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.