Bareksa.com - Kinerja negatif industri reksadana nasional dari sisi dana kelolaan, ternyata kisahnya berbeda jika dilihat dari sisi jumlah investor. Sebab saat dana kelolaan industri reksadana nasional minus akibat ditekan aksi net redemption (penjualan bersih) hingga November 2022, namun dari sisi jumlah investor justru melesat.
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan kinerja reksadana pada November 2022 tercatat menurun, yang tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan -1,26% (MTD) jadi Rp512,17 triliun. Tercatat net redemption atau pencairan bersih reksadana mencapai Rp9,75 triliun pada November 2022.
Sepanjang tahun berjalan hingga November 2022, NAB reksadana turun 11,46% dan masih mencatatkan net redemption Rp78,35 triliun.
“Namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksadana masih tinggi ditandai dengan nilai subscription Rp849,88 triliun,” Inarno menjelaskan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan November 2022 secara virtual (7/12/2022).
Menurut Inarno, nilai net redemption reksadana pada November meningkat jika dibandingkan September 2022 yang senilai Rp68,6 triliun dan sepanjang 2021 yang hanya Rp4,85 triliun. Sedangkan pada 2020, industri reksadana mencatatkan pembelian bersih (net subscription) Rp35,23 triliun.
Sumber : OJK
Meskipun dari sisi dana kelolaan, industri reksadana Tanah Air mencatatkan kinerja negatif, namun dari sisi jumlah investor melesat. Hal itu menandakan minat masyarakat dalam berinvestasi di reksadana terus bertumbuh, seiring kesadaran tentang pentingnya investasi, penetrasi platform investasi digital, serta dukungan regulator dan otoritas yang mendukung kemudahan berinvestasi.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksadana pada November 2022 mencapai 9.449.438 atau 9,45 juta, melesat 38,14% dibandingkan akhir 2021. Dibandingkan akhir tahun lalu, ada penambahan jumlah 2,6 juta investor reksadana baru di periode Januari - November 2022. Secara bulanan, tercatat kenaikan 1,7% dibandingkan Oktober atau ada penambahan 166.908 investor baru reksadana pada November.
Lonjakan jumlah investor reksadana menopang kenaikan jumlah investor pasar modal secara keseluruhan yang naik 35,57% sepanjang tahun berjalan hingga November jadi 10,15 juta investor. Dari angka itu, jumlah investor reksadana menyumbang 93% terhadap total jumlah investor pasar modal. Atau dengan kata lain, dari 10,15 juta investor pasar modal Tanah Air, 93% di antaranya berinvestasi di reksadana.
Jumlah Investor
Sumber : KSEI
Tak hanya investor reksadana, jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatatkan lonjakan serupa. Menurut data KSEI, per November 2022, jumlah investor SBN mencapai 821.458 investor atau melesat 34,41% dibandingkan 2021 yang sebanyak 611.143 investor. Artinya sepanjang Januari - November 2022, ada penambahan jumlah investor baru SBN sebanyak 210.315. Secara bulanan pada November 2022, jumlah investor SBN bertambah 19.909 orang atau naik 2.4%.
Seperti halnya di reksadana, lonjakan jumlah investor SBN, salah satunya karena upaya pemerintah yang gencar memasarkan SBN Ritel secara online, sehingga mendongkrak partisipasi masyarakat untuk berinvestasi. Dibandingkan akhir 2019 di mana jumlah investor SBN saat itu baru 316.263, maka pada November 2022 jumlah investor SBN naik 2,5 kali lipat.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.