Delapan Hal Ini Diprediksi Pengaruhi Pasar Pekan Keempat Oktober 2020

Abdul Malik • 19 Oct 2020

an image
Petugas keamanan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020). IHSG kembali bangkit setelah empat hari berturut-turut berada di zona merah dengan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj)

Beberapa sentimen mulai dari vaksin dan perkiraan kinerja emiten yang lebih baik di kuartal III membuat IHSG diprediksi menguat terbatas

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia menyatakan pasar modal Indonesia periode sepekan, 12-16 Oktober 2020, atau pekan ketiga Oktober 2020, mengalami pergerakan positif. Rata-rata frekuensi harian naik signifikan 34,57 persen menjadi 778,929 ribu kali transaksi, dibandingkan pekan sebelumnya 578,849 ribu kali transaksi.

Rata-rata volume transaksi selama sepekan sebanyak 12,164 miliar saham atau naik 10,34 persen. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek selama sepekan juga naik 9,43 persen jadi Rp9,121 triliun dari pekan sebelumnya Rp8,335 triliun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami peningkatan 0,98 persen dan kapitalisasi pasar Bursa meningkat 0,99 persen selama sepekan. IHSG pada penutupan akhir pekan lalu berada di 5.103, dari pekan sebelumnya di level 5.053 dan nilai kapitalisasi pasar menjadi Rp5.935,38 triliun dari sebelumnya Rp5.877,46 triliun. Investor asing pada Jumat lalu mencatatkan nilai jual bersih Rp494,33 miliar, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih Rp46,545 triliun.

Untuk periode sepekan ini, yakni 19-23 Oktober 2020 atau yang merupakan pekan keempat Oktober, IHSG diprediksi melanjutkan penguatannya. Direktur Anugerah Mega Investama yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Hans Kwee menyatakan setidaknya ada 8 peristiwa yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan IHSG dan paling dicermati investor pekan ini. Delapan peristiwa tersebut ialah :

1. Pasar akan memperhatikan perizinan vaksin Covid-19.

Manajemen Pfizer Inc akan mengajukan izin Vaksin Covid-19 ke otoritas Amerika Serikat pada awal November. Vaksin Pfizer merupakan hasil pengembangan perusahaan bersama mitranya di Jerman, BioNTech. Perkembangan perizinan vaksin menjadi sentimen positif di akhir pekan bagi bursa Eropa dan Amerika di tengah naiknya kasus Covid-19. "Saat ini pasar sudah memasukan optimisme vaksin akan segera ditemukan dan segera distribusikan," ungkap Hans dalam keterangannya (18/10/2020). 

2. Pasar sempat terlihat koreksi setelah regulator AS menghentikan uji coba pengobatan antibodi Covid-19 tahap akhir Eli Lilly.

Uji coba tahap akhir ACTIV-3, yang merupakan pengobatan untuk pembentukan antibodi terhadap virus Covid-19, dihentikan sementara karena alasan keamanan. Sebelumnya Johnson & Johnson mengumumkan menghentikan sementara uji coba tahap akhir kandidat vaksin virus Covid-19 karena adanya laporan timbulnya efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis. Hal ini membuat pasar berpikir proses pencarian obat dan vaksin Covid-19 tidak mudah dan masih butuh waktu lama.

3. Harapan stimulus Fiskal di AS menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan ke depan.

Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump akan "mempertimbangkan" menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fiskal US$1,8 triliun yang diusulkan sebelumnya. Presiden AS Donald Trump sempat meminta Kongres untuk mengesahkan RUU bantuan virus Covid-19 dengan dikurangi dana sisa dari program kredit UKM yang kadaluarsa. Juru bicara Gedung Putih mengatakan anggota Senat dari Partai Republik akan mengikuti apa yang diinginkan Trump. Ada harapan terjadi kesepakatan paket stimulus Fiskal untuk mendorong ekonomi AS keluar dari resesi.

4. Pemimpin Partai Republik dan Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan tidak mengharapkan kesepakatan stimulus fiskal akan dicapai menjelang pemilihan 3 November selama Pelosi terlibat.

Presiden Donald Trump dikabarkan bersedia untuk meningkatkan paket stimulus fiskal US$1,8 triliun untuk mencapai kesepakatan bantuan Covid-19 dengan Partai Demokrat di Kongres.  Tetapi gagasan itu ditolak rekannya dari Partai Republik Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. Nampaknya di tengah harapan stimulus Fiskal AS, akan sangat sulit mencapai kesepakatan menjelang pemilu AS pada 3 November 2020.

5. Kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, diperkirakan akan menang pemilihan presiden AS pada 3 November 2020.

Beberapa jajak pendapat menempatkan Biden memimpin atas kandidat dari Partai Republik Donald Trump. Kemenangan ini akan mendorong paket stimulus ekonomi yang lebih besar dan mengurangi potensi perang dagang dengan China. Selain itu pajak perusahaan di AS juga di perkirakan akan naik. Hal ini mendorong dolar AS lebih lemah dan akan positif bagi pasar emerging market termasuk Indonesia.

6. Kekhawatiran gelombang kedua kasus Covid-19 terus meningkat karena infeksi melonjak di beberapa wilayah Eropa.

Pemerintah Prancis mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, karena terjadi kenaikan rawat inap akibat Covid-19 atas ambang batas 9.100 untuk pertama kalinya sejak 25 Juni. Inggris mengumumkan langkah-langkah ketat untuk mengurangi penyebaran pandemi Covid-19 di London. Hal ini membuat Inggris mendekati penguncian nasional kedua. Ancaman gelombang 2 kasus Covid-19 akan menjadi sentimen negatif yang di perhatikan pelaku pasar sepanjang pekan ini.

7. Pasar saham dunia memasuki periode laporan keuangan kuartal ke III.

AS mempimpin pengumuman kinerja emiten kuartal ketiga dari awal minggu ini. Menurut data Refinitiv, dari 49 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan ada 86 persen melampaui perkiraan para analis. Pelonggaran lockdown yang terjadi telah mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik. Di Indonesia diperkirakan kinerja emiten akan tumbuh positif di kuartal ke 3 tahun 2020 akibat banyaknya upaya dari Otoritas Pasar Modal dan pemerintah. Diperkirakan kinerja emiten akan lebih baik daripada kuartal II 2020 dan juga akan lebih baik dari kuartal ke I 2020.

8. Komentar Bank Dunia tentang Omnibus Law UU Cipta Kerja sangat positif.

Bank Dunia menilai UU sapu jagat ini merupakan upaya konkret pemerintah Indonesia melakukan reformasi besar-besaran di sektor Bisnis. Aturan ini akan menjadikan Indonesia lebih berdaya saing dan mendukung aspirasi jangka panjang bangsa untuk menjadi masyarakat yang sejahtera. Penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis.

UU ini dinilai dapat membantu menarik investor lebih banyak berinvestasi di Indonesia, mampu menciptakan lapangan kerja dan membantu Indonesia mengatasi masalah kemiskinan. Pelaku pasar keuangan sangat positif dengan UU ini, sehingga penolakan keras akan menjadi sentimen negatif bagi pasar.

"Hadirnya beberapa sentimen mulai dari vaksin dan perkiraan kinerja emiten yang lebih baik di kuartal III membuat IHSG, kami perkirakan akan menguat terbatas di pekan ini. Adapun support IHSG berada di level 5.067 sampai 5.001 dan resistane di level 5.182 sampai 5.200. Cenderung sell on strength (SOS) bila IHSG menguat untuk bisa buy on weakness (BOW) kembali ketika IHSG koreksi," Hans menjelaskan.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana