Bareksa.com - Sepanjang perdagangan 6-10 Juli atau pekan kedua Juli 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 1,16 persen dan berakhir di posisi 5.076,174. Menurut data Bursa Efek Indonesia, senada dengan IHSG, peningkatan juga terjadi pada kapitalisasi pasar bursa yang naik 1,19 persen menjadi Rp5.828,776 triliun dibandingkan pekan sebelumnya Rp5.759,763.
Imbas dari peningkatan IHSG dan nilai kapitalisasi pasar bursa selama sepekan, data rata-rata perdagangan harian BEI selama sepekan pada periode 6–10 Juli 2020 ditutup positif atau mengalami peningkatan. Rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan paling tinggi yaitu 23,5 persen atau menjadi Rp7,946 trilun dari 6,434 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Kemudian peningkatan 22,23 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian menjadi 8,757 miliar unit saham dibandingkan pada pekan sebelumnya 7,164 miliar unit saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami peningkatan 15,5 persen menjadi 661.177 ribu kali transaksi dibandingkan pekan sebelumnya 572.412 ribu kali transaksi.
Investor asing pada Jumat pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih Rp95,58 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat Rp16,268 triliun.
Seiring cerahnya perdagangan IHSG sepanjang pekan lalu, mayoritas kinerja indeks reksadana membukukan kinerja positif kecuali reksadana saham syariah yang minus 0,51 persen dan indeks reksadana pasar uang stagnan.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham sepanjang pekan lalu membukukan return positif 0,19 persen, indeks reksadana pendapatan tetap (0,46 persen), indeks reksadana pendapatan tetap syariah (0,34 persen), indeks reksadana pasar uang syariah (0,03 persen), indeks reksadana campuran (0,44 persen), dan indeks reksadana campuran syariah (0,21 persen).
Sumber : Bareksa
Positifnya kinerja IHSG sepanjang pekan lalu, turut mendorong kinerja reksadana berbasis saham. Tercatat dari daftar top 10 reksadana return tertinggi sepekan yang dijual di Bareksa, maytoritas didominasi reksadana saham atau sebanyak 6 produk. Sisanya 3 produk reksadana indeks & ETF dan 1 reksadana campuran. 10 reksadana tersebut membukukan imbal hasil 1,96 persen hingga 5,92 persen sepekan.
Sucorinvest Asset Managemen menempatkan empat produk reksadananya dalam daftar top 10 tersebut, dengan rincian 3 reksadana saham dan 1 reksadana campuran. Sedangkan Manulife Aset Manajemen Indonesia dan BNP Paribas Asset Management menempatkan dua produknya.
Posisi pertama hingga 4 ditempati reksadana saham, yakni BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD dengan imbal hasil 5,92 persen, disusul Sucorinvest Sharia Equity Fund (4,54 persen), Sucorinvest Maxi Fund (3,43 persen), Sucorinvest Maxi Fund (3,43 persen) dan Sucorinvest Flexi Fund (2,52 persen).
Posisi kelima ditempati reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund dengan return 2,52 persen. Posisi 6 dan 7 kembali ditempati reksadana saham Manulife Saham SMC Plus dengan return 2,52 persen dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (2,27 persen).
Posisi 8-10 ditempati reksadana indeks yakni RHB SRI KEHATI Indeks Fund dengan return 2,12 persen, Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati (2,1 persen) serta Reksa Dana Indeks Syailendra MSSCI Indonesia Value Index (1,96 persen).
Top 10 Reksadana Return Tertinggi periode 6-10 Juli 2020
Sumber : Bareksa
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.