Bareksa.com - Lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan nilai penerbitan obligasi pada semester kedua tahun ini akan lebih ramai ketimbang paruh pertama 2019 yakni mencapai Rp70 triliun hingga Rp180 triliun yang didorong penerbitan obligasi sektor konstruksi dan infrastruktur.
Mengutip CNBC Indonesia, Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan tren yang terjadi di sepanjang semester pertama 2019 masih melanjutkan kondisi di paruh kedua tahun lalu. Sepinya penerbitan obligasi pada paruh pertama tahun ini masih terdampak tingkat suku bunga acuan yang tahun lalu naik ke 6 persen.
Tingginya suku bunga membuat emiten obligasi harus berfikir ulang untuk memberikan yield atau imbal hasil kepada investor yang tentu mempertimbangkan beban bunga (cost of fund) mereka.
Tingginya penerbitan obligasi dari sektor infrastruktur saat ini dipengaruhi oleh dengan kebijakan presiden untuk mendorong pembangunan infrastruktur.
Dengan demikian, tak hanya korporasi sektor konstruksi yang akan menerbitkan surat utang, namun perbankan yang juga menyalurkan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur juga akan mencari sumber pendanaan jangka panjang seperti obligasi.
Data per akhir Juni 2019 menunjukkan, Pefindo masih memiliki mandat pemeringkatan untuk penerbitan obligasi korporasi senilai Rp37,12 triliun.
Perbankan Dominasi Pipeline Penerbitan Obligasi di 2H19
Mayoritas penerbitan obligasi yang ditangani pemeringkatannya oleh Pefindo masih berasal dari perbankan senilai Rp10,4 triliun, pembiayaan (multifinance) Rp8,31 triliun dan listrik Rp3,33 triliun.
Hingga akhir tahun ini, Pefindo memperkirakan nilai penerbitan obligasi senilai Rp135,2 triliun. Adapun pada semester I 2019 masih berjumlah Rp52,5 triliun, sedang penerbitan MTN (surat utang jangka menengah) nilainya masih mencapai Rp5,9 triliun.
Mayoritas penerbitan surat utang ini masih didominasi oleh lembaga keuangan dan pembiayaan dengan porsi masing-masing Rp36,62 triliun dan Rp22,6 triliun.
Sebagai perbandingan, sebelumnya Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memprediksi penerbitan obligasi korporasi bisa mencapai Rp120 triliun hingga Rp130 triliun hingga akhir tahun ini akibat ekspektasi optimistis terhadap prospek penurunan suku bunga acuan.
Obligasi korporasi kini mulai bisa dibeli ritel secara online
Pasar ritel mulai menjadi incaran beberapa emiten penerbit obligasi. Setelah sebelumnya ada PT Federal International Finance (FIFGROUP) dan PT Mandiri Tunas Finance.
Sebelumnya, pada Juni 2019, marketplace finansial Bareksa dan PT Federal International Finance atau FIFGROUP, anak perusahaan PT Astra International Tbk yang bergerak di bidang pembiayaan, menandatangani memorandum kesepahaman (MoU) yang menjadi tahap awal kerja sama untuk mengembangkan marketplace obligasi korporasi pertama di Indonesia untuk segmen ritel.
Penandatanganan MOU dilakukan oleh Co-Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra dan Jerry Fandy selaku Vice President of Corporate Finance and Treasury
FIFGROUP di Jakarta, Senin 27 Mei 2019.
Bareksa merupakan marketplace finansial terbesar saat ini di area e-investing. Menurut data terakhir, jumlah nasabah telah mencapai lebih dari 510.000. Artinya, nasabah Bareksa telah merepresentasikan sekitar 40 persen dari keseluruhan industri.
Sejak memperoleh lisensi sebagai agen .penjual efek reksadana dari OJK pertama kali pada 2016 dan ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi resmi Surat Berharga Negara (SBN) pada Mei 2018 lalu.
Total dana masyarakat yang telah diinvestasikan masyarakat melalui Bareksa sudah mencapai lebih dari Rp2,6 triliun. Adapun total dana asset under management, sudah melampaui Rp1,1 triliun.
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa adalah salah satu mitra distribusi (midis) untuk penjualan surat utang negara ritel yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Transaksi online di Bareksa mudah dan bisa dilakukan kapan saja.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki agar bisa memesan produk Sukuk atau SBN di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di Sukuk dan produk SBN lainnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP, ini caranya.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli Sukuk dan produk SBN lainnya? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
Perlu dicatat, Sukuk Tabungan terbuka bagi masyarakat Indonesia dari kalangan manapun, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Kehadiran Sukuk Tabungan ini tentunya memberikan alternatif untuk menyimpan uang pada instrumen yang menghasilkan potensi imbal yang cukup menarik.