IHSG Anjlok, Syailendra Capital Rekomendasikan Reksadana Ini

Bareksa • 20 May 2019

an image
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Adalah Syailendra Equity Opportunity Fund yang punya posisi cash cukup tinggi dapat mengantisipasi pembalik arah IHSG

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah melemah 9,73 persen dari posisi 30 April 2019 di level 6.445,35 menjadi 5.826,87 per 17 Mei 2019. Alhasil, IHSG secara year to date telah turun 5,93 persen.

Sepanjang Mei 2019 sendiri, IHSG sudah melebihi penuruan tertinggi dibulan Mei 2012 yaitu 8,3 persen.

Mengutip riset Retail Syailendra Capital, terdapat empat periode di bulan Mei di mana terjadi foreign outflow dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yaitu tahun 2004, 2010, 2012 dan 2016. Rata-rata penurunan periode tersebut 5,4 persen.

Retail Syailendra Capital mengungkapkan secara historis, saat terjadi pelemahan rupiah dan foreign outflow di bulan Mei, IHSG memiliki rata-rata penurunan kinerja 5,4 persen, ekuivalen dengan IHSG pada level 6,047 terhitung dari akhir April 2019.

“Hal ini merupakan kesempatan yang baik bagi investor untuk melakukan akumulasi secara perlahan,” tulis Retail Syailendra Capital seperti dikutip Bareksa, Senin, 20 Mei 2019.

Tren Bulanan IHSG

Sumber: Syailendra Capital

Dengan kondisi IHSG saat ini, Retail Syailendra Capital merekomendasikan reksadana Syailendra Equity Opportunity Fund. Jenis reksadana saham milik Syailendra Capital ini memang sedang turun 7,57 persen secara year to date, namun ada beberapa alasan kenapa produk ini bisa jadi pilihan Anda.

Salah satunya posisi cash awal bulan yang cukup tinggi dapat mengantisipasi pembalik arah IHSG dengan lebih baik. Porsi cash Syailendra Equity Opprtunity Fund di level 12,2 persen.

Selain itu, produk ini underweight pada sektor aneka industri dan perdagangan dengan total bobot 11 persen. “Kedua sektor ini memiliki probabilitas kinerja positif terendah yaitu 29 persen dan 14 persen,” imbuh Retail Syailendra Capital.

Sebagai informasi tambahan, Syailendra Equity Opprtunity Fund meluncur sejak 7 Juni 2007 dan telah mencatat dana kelolaan alias asset under management (AUM) Rp549,87 miliar.

NAB/Unit Syailendra Balanced Opportunity Fund Periode 28 Desember 2018 – 17 Mei 2019

Sumber: Bareksa.com

Syailendra Equity Opportunity Fund memiliki tujuan investasi memberikan hasil investasi yang optimum melalui invetasi pada saham-saham yang masih mempunyai potensi cukup besar untuk tumbuh dalam jangka panjang dan dapat berinvestasi pada efek bersifat utang atau instrumen pasar uang dalam hal terdapat kondisi pasar modal yang sedang dalam kondisi terkoreksi dengan tetap memperhatikan ketentuan pada kebijakan investasi.

Adapun kebijakan investasi produk ini adalah :

  • Minimal 80 persen & maksimal 98 persen pada Efek Ekuitas
  • Minimal 0 persen & maksimal 18 persen pada Efek bersifat Utang
  • Minimal 2 persen & maksimal 20 persen pada Instrumen Pasar uang

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.