Bareksa.com - Berikut informasi terkini mengenai ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia dan berita media massa, Senin, 15 April 2019 :
PT Mandiri Manajemen Investasi
PT Mandiri Manajemen Investasi berhasil mengumpulkan dana investasi senilai Rp300 miliar-Rp400 miliar untuk produk Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) hingga pertengahan April ini.
"Target dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp1 triliun, kami buat beberapa tahap pembelian (subscribe)," ujar Endang Astharanti, Direktur Mandiri Investasi, melalui pesan singkat, Jumat ini (12/4/19).
Dinfra, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah instrumen yang berbentuk kontrak investasi kolektif yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset infrastruktur oleh manajer investasi.
Bank Indonesia
Dana asing yang masuk atau capital inflow terus membanjiri pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) dalam negeri. Bank Indonesia (BI) mencatat dana asing yang masuk sejak awal tahun hingga pekan kedua April 2019 sudah mencapai Rp 91 triliun.
"Inflow masih bagus, kalau dilihat lelang SBN terus oversubscribe. Inflow year to date sudah masuk di pasar saham Rp16 triliun sedangkan SBN Rp75 triliun," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Gedung BI, Jumat (12/4/2019).
Padahal tahun lalu, dana asing yang masuk pasar saham minus atau negatif. Sedangkan pasar SBN hanya Rp34 triliun. Menurut Mirza, persepsi investor terhadap Indonesia cukup positif di 2019. Data makro ekonomi cukup baik dan inflasi terkendali.
Bursa Efek Indonesia
Beberapa hari menjelang pemilihan umum 2019, PT Bursa Efek Indonesia kedatangan tiga emiten baru yang resmi melakukan pencatatan perdana saham pada pekan kedua April 2019.
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencatatkan tiga emiten baru dan satu produk exchange traded fund (ETF) pada pekan kedua April 2019. Dengan demikian, terdapat 10 emiten baru yang telah melantai di pasar modal Indonesia sepanjang periode berjalan 2019 atau sampai dengan penutupan perdagangan, Jumat (12/4/2019).
Aksi pencatatan saham perdana pekan kedua April 2019 dimulai oleh PT Meta Epsi Tbk pada, Rabu (10/4/2019). Emiten yang bergerak disektorinfrastruktur, utilitas, dan transportasi itu menjadi emiten ke-8 tahun ini.
Pencatatan perdana berikutnya dilakukan oleh PT Capri Nusa Satu Properti Tbk. pada, Kamis (11/4/2019). Emiten yang bergerak di bidang properti, real estate and building construction dan sub sektor properti and real estaste.
Selanjutnya, PT Menteng Heritage Realty Tbk resmi menjadi emiten ke-10 yang melakukan pencatatan perdana saham pada 2019. Emiten berkode saham HRME itu akan menggunakan dana segar yang didapatkan dari IPO untuk rencana akuisisi.
PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk (INPS)
PT Indah Prakasa Sentosa Tbk menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp800 miliar pada 2019. Target tersebut terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan pendapatan perseroan pada tahun sebelumnya.
Pasalnya, pada 2018, emiten berkode saham INPS tersebut hanya mencatatkan pendapatan Rp318,32 miliar. Pendapatan yang dikantongi INPS pada 2018 bahkan lebih rendah 15,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Rp375,91 miliar.
Corporate Secretary Indah Prakasa Sentosa Karya Bakti Kaban mengatakan bahwa target yang ditetapkan perseroan tersebut bukan sekadar angan-angan. Banyak faktor yang membuat perseroan optimistis untuk meraih pendapatan Rp800 miliar.
Target tersebut, kata Karya, akan dikontribusikan paling besar atas lini bisnis perseroan dalam perdagangan di bidang bahan bakar minyak, sebab, pada 2019 INPS membuka satu stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM) di luar kemitraan dengan PT Pertamina (Persero).
Indonesian Public Institute
Direktur Indonesian Public Institute sekaligus Pemerhati Sosial dan Kebangsaan, Karyono Wibowo menilai debat capres kelima yang berlangsung Sabtu (13/4/2019) berhasil menyuguhkan performa terbaik kedua kandidat calon presiden.
Menurut Karyono, penampilan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto merupakan penampilan terbaiknya dari keseluruhan acara Debat Pilpres.
"Dari aspek pengendalian emosi, Prabowo relatif lebih baik dibanding pada saat debat sebelumnya yang cenderung kurang stabil seperti pada saat debat Ke-4 di mana Prabowo malah meluapkan kemarahan kepada audience," ujar Karyono.
Begitu juga untuk capres nomor urut 01 Joko Widodo yang terlihat lebih tenang, walaupun tampak letih selepas melaksanakan Kampanye Terbuka terakhirnya bertajuk Konser Putih Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Demikian pula, debat capres terakhir ini merupakan penampilan terbaik bagi Jokowi. Mantan gubernur DKI ini tampak lebih tenang dari penampilan sebelumnya. Namun tentu saja Jokowi lebih tenang karena sudah menjadi karakternya," tambah Karyono.
(AM)