Bareksa.com – Manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) atau BRM menggelar pertemuan dengan manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertemuan itu dalam rangka memberi penjelasan terkait laporan keuangan perseroan dan permintaan untuk membuka kembali perdagangan saham BRMS.
Direktur sekaligus Investor Relations BRM Herwin W. Hidayat menyampaikan, pertemuan manajemen BRM dengan direksi BEI berlangsung pada 2 April 2019. Saat itu, dua direktur BRM meminta penjelasan terkait alasan BEI menghentikan sementara perdagangan saham BRMS.
“BEI menjelaskan, bahwa alasan penghentian sementara saham BRMS adalah karena tidak dibukukannya pendapatan perseroan dalam kuartal 4 tahun 2018,” tulis Herwin melalui keterangannya, Kamis, 4 April 2019.
Herwin menuturkan, padahal sepanjang sembilan bulan tahun 2018, perseroan telah membukukan pendapatan yang terlihat dari laporan keuangan konsolidasi perusahaan yang berakhir 31 Desember 2018.
“Kami telah menjelaskan kepada BEI bahwa sudah ada perjanjian pemberian jasa yang telah ditandatangani pada kuartal 4 tahun 2018 dan telah dibukukan sebagai pendapatan pada kuartal pertama tahun 2019,” tambah Herwin.
Atas penjelasan yang ada, manajemen BRM akan mematuhi semua permintaan penjelasan oleh BEI maupun peraturan pasar modal yang ada untuk mencabut penghentian sementara perdagangan saham BRMS, sehingga bisa diperdagangkan kembali seperti semula.
Rasio Keuangan BRM Periode Akhir 2018 dalam US$
Sumber: laporan keuangan perseroan
“Usaha-usaha ini termasuk di antaranya penyampaian keterbukaan informasi oleh perusahaan, pemberian jawaban atas pertanyaan apapun dari BEI terkait dengan penghentian sementara perdagangan saham BRMS, dan penyampaian dokumentasi yang diperlukan untuk membuktikan pendapatan perusahaan telah dicatatkan dalam periode kuartal pertama tahun 2019,” tambah Herwin.
Herwin menambahkan manajemen BRM juga memberikan kepastian kepada komunitas pasar modal bahwa seluruh proyek perusahaan telah mengalami kemajuan yang sangat positif dalam 12 bulan terakhir. Salah satunya proyek tambang emas di Palu, Sulawesi yang akan produksi mulai kuartal IV tahun 2019.
Ada juga proyek tambang seng dan timah di Dairi, Sumatera Utara yang tetap berjalan sesuai jadwal untuk mulai produksi di semester I 2021. “BRM juga tetap yakin bahwa proyek tambang tembaga di Gorontalo, Sulawesi dapat mulai produksi lebih awal dari perkiraan sebelumnya tahun 2022,” imbuh Herwin.
(AM)