Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi, 21 Maret 2019, pukul 09.37 menghijau di level 6.490 atau menguat 0,12 persen dari penutupan perdagangan kemarin.
Penguatan itu melanjutkan penguatan tipis pada perdagangan Rabu. Setelah mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa, pasar saham Indonesia terlihat bergerak cenderung datar hingga mengakhiri perdagangan kemarin dengan penguatan tipis.
Performa bursa saham Tanah Air sedikit lebih beruntung di tengah bursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin. Indeks Shanghai (China) turun tipis 0,01 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,49 persen, Indeks Straits Times (Singapura) terpangkas 0,41 persen, dan Indeks Kospi (Korea) berkurang 0,02 persen.
Potensi eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China membuat pelaku pasar mengambil posisi defensif dengan melepas instrumen berisiko seperti saham dan mengalihkannya menjadi dolar AS. Hingga sore kemarin, Indeks dolar AS tercatat menguat 0,13 persen.
Bloomberg News melaporkan beberapa pejabat AS khawatir jika China akan mundur dari beberapa hal yang sebelumnya telah mereka sepakati dengan AS.
Hal tersebut terjadi seiring dengan negosiator China yang merasa tidak mendapat jaminan jika bea masuk yang dikenakan oleh AS akan dicabut setelah terjadi kesepakatan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Memang, perkembangan mengenai negosiasi dagang AS-China tidak sepenuhnya negatif. Seorang sumber yang merupakan pejabat pemerintahan AS mengatakan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berencana mengunjungi China pada pekan depan untuk menggelar dialog dagang dengan Wakil Perdana Menteri Liu He, seperti dilansir dari Reuters.
Jika terealisasi, maka ini akan menjadi pertemuan pertama antar kedua negara semenjak Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda rencana kenaikan bea masuk atas produk impor asal China senilai US$200 miliar.
Namun, pelaku pasar sudah terlanjur kecewa mendengar kabar bahwa China memasang mode defensif dalam negosiasi dagang dengan AS.
Jika kesepakatan dagang tak juga kunjung dicapai, maka perang dagang yang sudah berkecamuk selama 8 bulan lamanya justru akan tereskalasi dan semakin menekan perekonomian masing-masing negara.
Pada Rabu, 20 Maret 2019 IHSG ditutup menguat tipis 0,03 persen berakhir di level 6.482,71. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 16,59miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang hanyaRp8,12 triliun.
Secara sektoral,penguatan dan pelemahan terbagi rata ke dalam masing-masing lima sektor pada perdagangan kemarin, dengan tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni infrastuktur (-0,82 persen), pertanian (-0,32 persen), dan aneka industri (-0,29 persen).
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni pertambangan (0,49 persen), keuangan (0,29 persen), dan konsumer (0,2 persen)
Beberapa saham yang menopangIHSG kemarin :
1. Saham UNVR (0,8 persen)
2. Saham BDMN (3,4 persen)
3. Saham BMRI (0,7 persen)
4. Saham BBCA (0,3 persen)
5. Saham UNTR (1,2 persen)
Sebanyak178 saham menguat, 195 saham melemah, dan 144 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp83,01 miliar.
Saham-saham yang terbanyakdiburu investor asing :
1. Saham BBRI (Rp307,68 miliar)
2. Saham BBNI (Rp71,72 miliar)
3. Saham BMRI (Rp24,79 miliar)
4. Saham WSBP (Rp17,46 miliar)
5. Saham ACES (Rp17,12 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish spinning top yang menggambarkan pergerakan IHSG sebenarnya cenderung negatif karena berakhir di bawah level pembukaannya, namun tercatat menguat karena berhasil sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Posisi IHSG saat ini masih cukup aman karena berada di atas garis middle bollinger band meskipun belum mampu kembali masuk ke level psikologis 6.500.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau cenderung bergerak datas, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang tertahan alias sedang dalam fase konsolidasi. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan tertekan.
Di sisi lain, kondisi Bursa Saham Wall Street yang ditutup cenderung tertekan pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang memberatkan laju IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones melemah 0,55 persen, kemudian S&P 500 turun 0,29 persen, sementara Nasdaq Composite naik tipis 0,07 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.