Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan jumlah target pencatatan baru (new listing) tahun ini sebanyak 75 perusahaan. Jumlah itu terdiri dari pencatatan perdana (IPO) saham, obligasi, hingga Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam Journalist Gathering di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019. Nyoman mengungkapkan, target IPO saham tahun ini tidak akan kurang dari 57.
Pada tahun lalu, BEI merealisasikan 57 perusahaan tercatat baru atau menjadi yang tertinggi sejak 1990. “Sampai saat ini IPO saham baru sudah mencapai 7 perusahaan dengan catatan yang terbaru adalah PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO),” tutur Nyoman.
Sementara itu, kata Nyoman, BEI telah mencatat setidaknya ada 14 perusahaan yang sudah apply untuk IPO tahun ini. Adapun Nyoman optimistis bisa mencapai target IPO saham tak kurang dari 57 perusahaan, terutama dengan beberapa strategi.
Misalnya saja, sepanjang tahun 2018 lalu, BEI telah menemui 1.300 perusahaan dalam business meeting dan 450 perusahaan one on one meeting. Selain itu juga melakukan sinergi dengan 37 underwriter sebagai bagian dari utilisasi semua stakeholders di pasar modal.
“Sinergi dengan underwriter kami bangun sehingga nanti kalau ada yang berniat IPO bisa langsung dipersiapkan,” tutur Nyoman.
Daftar Saham Pendatang Baru Hingga 20 Maret 2019
Sumber: BEI
Secara umum, upaya yang dilakukan oleh BEI untuk meningkatkan jumlah emiten pada 2019 sebagai berikut:
A. Go Public Branding
Dalam rangka meningkatkan kesadaran (awareness) perusahaan di Indonesia mengenai Pasar Modal dan Go Public, saat ini BEI meningkatkan program kampanye mengenai manfaat Go Public.
B. Institutional Relations
Saat ini, BEI berupaya mengoptimalisasikan sinergi dengan berbagai institusi di Indonesia dalam upaya memberikan awareness bagi perusahaan di Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana dan dapat melakukan pencatatan saham di BEI. Kerja sama institusional tersebut dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan agar dapat memudahkan Perusahaan di Indonesia melakukan pendanaan melalui pasar modal.
C. High Level Approach
Bursa berupaya untuk melakukan diskusi dan memberikan awareness kepada pemilik usaha di Indonesia untuk memperkenalkan pendanaan melalui pasar modal. Kegiatan ini akan dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal.
D. Stakeholder Engagement
Tidak hanya melalui pendekatan eksternal, BEI juga mengajak seluruh karyawan SRO untuk dapat turut serta menyukseskan target 75 Pencatatan Baru di BEI pada tahun 2019, melalui koneksi internal yang dimiliki oleh insan Bursa yang berpotensi untuk mencari pendanaan melalui pasar modal.
IPO Unicorn
Di dalam mencapai target penambahan jumlah emiten, BEI juga masih terus berupaya untuk membawa perusahaan berbasis digital dengan valuasi US$1 miliar (unicorn) dari Indonesia untuk menjadi bagian pasar modal. Saat ini, BEI masih dalam pendekatan dengan empat unicorn yakni GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Nyoman menyampaikan, para unicorn itu sudah mendekati, berdiskusi serta menghubungi pihak Bursa, terutama untuk memfasilitasi peraturan yang ada. “Kami sudah akomodasi dari sisi peraturan, membuka ruang, dan berikan pintu yang berbeda,” ungkap Nyoman.
Salah satu peraturan untuk memfasilitasi unicorn itu adalah peraturan IA tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Nyoman menuturkan, peraturan tersebut sudah disampaikan kepada para unicorn itu.
Untuk itu, saat ini BEI hanya tinggal menunggu keputusan dari para unicorn khususnya para pemegang saham.
Sebagai informasi, BEI telah menemui GO-JEK pada 3 Maret 2018, Tokopedia pada 19 Februari 2016 dan Bukalapak pada 11 Februari 2016. Berdasarkan data yang diperoleh BEI, valuasi GO-JEK saat ini mencapai US$9,1 miliar, Tokopedia US$7 miliar, Traveloka US$4,1 miliar dan Bukalapak US$1,2 miliar. (hm)