Damai Dagang AS - China Masih Jauh dari Realisasi, IHSG Berpotensi Sideways

Bareksa • 28 Feb 2019

an image
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan tengah) dan Presiden China Xi Jinping (paling kiri) saat makan malam bersama usai pertemuan pemimpin-pemimpin negara G-20 di Buenos Aires, Argentina (01/12/2018). (akun Twitter @WhiteHouse)

The Fed hentikan penjualan aset

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 27 Februari melemah 0,23 persen di 6,525 dengan sektor pertanian (-1,34 persen) membukukan koreksi terbesar sedangkan sektor properti (0,89 persen) mengalami kenaikan tertinggi. Saham CPIN, GGRM dan HMSP menjadi market leader dan saham BBRI, UNVR dan BMRI menjadi market laggard.

Pelemahan indeks dipengaruhi oleh respon pasar terhadap rilis kinerja emiten untuk tahun 2018 serta bursa regional yang ditutup bervariasi akibat kecemasan konflik geopolitik.

Adapun Bursa Saham Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks DJIA turun 0,28 persen, S&P 500 turun 0,05 persen dan Nasdaq naik 0,07 persen setelah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memberikan indikasi bahwa kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok masih belum pasti.

Selain itu, indeks juga tertekan pernyataan oleh Gubernur the Fed Jerome Powell di hadapan komite Senat AS serta ketegangan antara India dan Pakistan.

IHSG diprediksi cenderung sideways

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,525. Indeks kembali melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir, dan berpeluang untuk berlanjut dengan menguji resistance level 6,555. RSI berada pada kecenderungan menguat, akan tetapi jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,495 .

Pemerintah kurangi subsidi pupuk

Pada tahun 2019, Kementerian Pertanian menganggarkan subsidi pupuk Rp29 triliun, atau setara dengan pupuk 9,1 juta ton. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan subsidi pupuk tahun lalu sebanyak 9,5 juta ton.

Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, pengurangan ini didasarkan pada berkurangnya lahan pertanian tanaman pangan, dari sebelumnya 7,7 juta hektare menjadi 7,1 juta hektare.

The Fed hentikan penjualan aset

Di tahun ini, The Fed berencana akan memberhentikan kebijakan penjualan aset-aset keuangannya, yang saat ini berada pada level US$4 triliun.

Menurut Kepala The Fed, Jerome Powell, pemberhentian ini dilakukan agar menjaga volume neraca The Fed tetap besar. Langkah itu berperan penting dalam intervensi kebijakan moneter di era tingkat suku bunga yang rendah.

Tidak hanya itu, ia juga menyatakan perubahan neraca The Fed harus didasarkan pada kondisi keuangan dan finansial AS.

Damai dagang Amerika Serikat - China masih jauh dari realissasi

Hal tersebut tergambar dalam pernyataan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer saat rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (27/2/2019).

Ia mengatakan China perlu lebih dari sekadar membeli produk-produk AS sebelum pada akhirnya kedua negara mencapai kesepakatan dagang yang permanen.

Pernyataan Lighthizer ini muncul setelah Presiden Donald Trump memperpanjang tenggat waktu masa gencatan senjata kedua negara pada 1 Maret agar perundingan dagang dapat terus berlanjut. Trump menyebut adanya kemajuan signifikan sebagai alasannya menunda kenaikan bea impor tersebut.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.