Bareksa.com - Harga saham PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) kembali mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Senin, 25 Februari 2019.
Kemarin, harga saham CLAY ditutup meroket 18,84 persen dengan berakhir di level Rp2.050 per saham. Pada perdagangan sebelumnya, alias akhir pekan lalu, saham CLAY juga telah meroket hingga 23,65 persen.
Sekadar informasi, saham CLAY terpantau terus mengalami lonjakan sejak resmi melantai di bursa pada 18 Januari 2019 lalu di harga penawaran umum Rp180 per saham. Alhasil, hingga penutupan perdagangan kemarin, harga sahamnya telah naik lebih dari 11 kali lipat atau sekitar 1.038,89 persen!
Analisis Fundamental CLAY
Menurut analisis Bareksa, kenaikan yang terjadi pada saham CLAY sudah terlalu berlebihan dan saham ini menjadi tergolong sangat mahal (overvalued), mengingat kondisi keuangannya yang masih mencatatkan kinerja negatif.
Mengutip prospektus perseroan, pada Januari hingga Juli 2018 perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan tersebut mencatatkan rugi bersih Rp15,87 miliar, meningkat 8,40 persen dibandingkan dengan rugi bersih di periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp14,64 miliar.
Padahal dari segi top line-nya, pendapatan perseroan berhasil mengalami pertumbuhan 7,34 persen, menjadi Rp104,87 miliar dalam tujuh bulan pertama 2018, dari Rp97,70 miliar pada periode sama 2017.
Namun, pos beban usaha yang melonjak lebih besar yakni 13,22 persen menyebabkan perseroan mencatatkan rugi usaha Rp3,13 miliar dalam tujuh bulan pertama 2018, meningkat 1,62 persen dibandingkan dengan rugi usaha Rp3,08 miliar di periode yang sama tahun 2017.
Di sisi lain, membengkaknya rugi selisih kurs serta beban bunga pinjaman perseroan juga turut semakin memperdalam kerugian bersih yang dialami CLAY.
Sepanjang Januari hingga Juli 2018, rugi selisih kurs perseroan tercatat meningkat 9,48 persen menjadi Rp94,59 miliar dari yang sebelumnya Rp86,40 miliar di periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, beban bunga pinjaman juga mengalami peningkatan 6,65 persen menjadi Rp19,73 miliar dari yang sebelumnya Rp18,50 miliar.
Dari sisi arus kasnya, perseroan juga mencatatkan kinerja kurang memuaskan di mana arus kas operasi mengalami penurunan cukup drastis hingga anjlok 77,70 persen dari yang sebelumnya Rp19,73 miliar hingga Juli 2017, menjadi hanya Rp4,40 miliar di periode yang sama tahun 2018.
Anjloknya arus kas operasi perseroan paling besar disebabkan oleh membengkaknya pos pembayaran bunga mencapai 163,27 persen dari yang sebelumnya Rp9,42 miliar hingga juli 2017, menjadi Rp24,80 miliar di periode yang sama tahun 2018.
Sebagai informasi, PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) adalah perusahaan perseroan terbatas didirikan pada tahun 2009, berdomisili di Jakarta, bergerak di bidang properti dan perhotelan yang merupakan anak perusahaan dari PT Citra Putra Mandiri atau lebih dikenal dengan OSO Group.
Pada 18 Januari 2019 lalu, CLAY resmi mencatatkan sahamnya di bursa sebanyak 520 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp180 per saham. Alhasil dana yang diperoleh dari hasil initial public offering (IPO) tersebut sekitar RpRp93,60 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk: sekitar 84 persen akan digunakan Perseroan untuk melakukan pembelian tanah (8.500 m2) yang berlokasi di Jl. MT. Haryono Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat yang akan digunakan sebagai landbank untuk pengembangan usaha Perseroan di kemudian hari. Kemudian, sisanya sekitar 16 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. (KA01/hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.