Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan terakhir di Februari 2019, pasar saham Indonesia terpantau bergerak cukup positif dengan mampu mengakhiri perdagangan di zona hijau.
Performa bursa saham domestik senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau. Indeks Nikkei (Jepang) naik 0,48 persen, Indeks Shanghai (China) meroket 5,6 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) menguat 0,5 persen, Indeks Straits Times (Singapura) bertambah 0,11 persen, dan Indeks Kospi (Korea) naik tipis 0,09 persen.
Semakin harmonisnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China di bidang perdagangan menjadi motor utama penggerak bursa saham Benua Kuning.
Akhirnya, momen yang ditunggu-tunggu pelaku pasar tiba. Pada Ahad malam (24/02/2019) waktu AS atau Senin pagi waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump mengumumkan perpanjangan periode “gencatan senjata” bidang perdagangan AS-China melalui serangkaian cuitan di Twitter.
Sejatinya jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$200 miliar akan dinaikkan tarifnya menjadi 25 persen dari yang saat ini 10 persen mulai 2 Maret.
"Saya senang melaporkan AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.
"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China!" tambahnya.
Periode perpanjangan “gencatan senjata” tersebut diumumkan setelah kedua negara menggelar negosiasi dagang di Washington pada pekan lalu. Pada Selasa hingga Rabu, negosiasi yang digelar adalah di tingkat wakil menteri.
Sementara pada Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri digelar, melibatkan dua tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Saking seriusnya, kedua negara memutuskan untuk memperpanjang negosiasi hingga hari Minggu.
Berbicara di Gedung Putih pasca pengumuman periode “gencatan senjata” melalui Twitter, Trump mengatakan bisa jadi ada "berita yang sangat penting pada pekan ini atau pekan depan" jika negosiasi dagang berlangsung dengan baik.
"China telah (bersikap) luar biasa. Kami ingin membuat sebuah kesepakatan yang baik untuk kedua negara dan itulah yang benar-benar akan kami lakukan," papar Trump.
Senin, 25 Februari 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37 persen berakhir di level 6.525,36. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung ramai, di mana tercatat 17,50 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp10,28 triliun.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona positif pada perdagangan kemarin, kecuali tiga sektor yang berakhir di zona merah yakni pertanian (-1,04 persen), konsumer (-0,39 persen), dan pertambangan (-0,13 persen).
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni infrastruktur (1,3 persen), industri dasar (0,99 persen), dan keuangan (0,56 persen).
Beberapa saham yang menopang IHSG kemarin :
1. Saham BBRI (1,5 persen)
2. Saham TLKM (1,8 persen)
3. Saham BMRI (2,1 persen)
4. Saham FREN (10,6 persen)
5. Saham TPIA (2,3 persen)
Sebanyak 216 saham menguat, 195 saham melemah, dan 148 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp264,3 miliar.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :
1. Saham BBRI (Rp156,53 miliar)
2. Saham BBCA (132,82 miliar)
3. Saham TLKM (Rp63,15 miliar)
4. Saham BMRI (Rp52,01 miliar)
5. Saham BTPS (Rp47,99 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish spinning top yang menggambarkan pergerakan IHSG cenderung bervariatif namun akhirnya masih mampu ditutup lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.
Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat stabil berada di zona hijau sepanjang perdagangan kemarin, meskipun kenaikannya sempat terpangkas di sesi pertama perdagangan.
Namun saat memasuki sesi kedua perdagangan, IHSG terlihat melaju lebih tinggi lagi, meskipun akhirnya pada saat pre closing penguatannya kembali mengalami pemangkasan.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang mulai kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang bisa mendorong laju IHSG lebih tinggi lagi pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones menguat 0,23 persen, kemudian S&P 500 naik 0,12 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,36 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.