Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup tahun 2018 di zona hijau dengan mencatat kenaikan 0,06 persen ke level 6.194,5. Meski begitu, jika dibandingkan posisi akhir 2017, IHSG tahun ini tercatat turun 161 poin atau mengalami penurunan 2,53 persen dari level 6.355,6.
Meski begitu, catatan IHSG tahun ini masih mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo yang menghadiri prosesi penutupan perdagangan bursa tahun 2018.
“IHSG kita sebuah pencapaian yang bagus dan hijau. Yang penting hijau, ditutup hijau,” tutur Jokowi dalam sambutannya, Jumat, 28 Desember 2018.
Pada hari terakhir perdagangan tahun ini, IHSG berlangsung dengan catatan transaksi sebesar Rp10,64 triliun dengan posisi net buy asing Rp857,05 miliar.
Jokowi menambahkan,pencapaian BEI tahun ini sesuai target. Kinerja BEI, lanjutnya, terasa positifnya meski kondisi ekonomi global yang sangat dinamis dan sulit diprediksi.
“Termasuk pasar modal dunia yang masih bergejolak, dengan kondisi eksternal yang tentu saja pengaruhi psikologis pasar kita,” ujarnya.
Jokowi juga mengapresiasi IHSG saat ini merupakan yang terbaik kedua di dunia terkait kinerja bursa. Dengan realisasi tahun ini, Jokowi menegaskan, optimisme di bursa menunjukkan ekonomi kita memang pada transisi, dari konsumtif ke produktif, dari kurang berkualitas menjadi berkualitas.
“Meskipun kita tahu ekonomi dunia tidak mendukungnya,” ungkap dia.
Pergerakkan IHSG Periode 29 Desember 2017 – 28 Desember 2018
Sumber: Bareksa.com
Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, Jokowi menyebut kondisi ekonomi tanah air terjadi karena kerja sama, kolaborasi, sinergi, antara sektor moneter, sektor fiskal, dan sektor riil, industri dan dunia usaha.
“Ketiganya bisa terkonsolidasikan dengan baik, bekerja sama, berkolaborasi, saling mengisi, berkontribusi, sehingga kita harap pertumbuhan ekonomi kita di tahun ini bisa mencapai di atas 5 persen atau kurang lebih 5,17 persen, juga didukung oleh inflasi yang rendah,” imbuh Jokowi.
Jokowi memperkirakan inflasi akan lebih rendah dari tahun lalu, atau kurang lebih 3 persen lebih sedikit. Atau berada di bawah 3,5 persen.
“Sehingga antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi bisa kita jaga, sehingga kepercayaan investor kepada negara kita akan semakin baik,” jelasnya.
Sebelum mengakhiri kata sambutannya, Jokowi mengingatkan bahwa perjalanan transisi, hijrah ekonomi Indonesia baru dimulai. Jokowi berharap ada lompatan kebijakan, termasuk kemajuan di pasar modal.
“Kita harap, ke depan pasar modal kita menjadi barometer, pasar saham yang tangguh, sehat, stabil, dan terus maju,” terang dia.
(AM)