Jelang Pertemuan The Fed, IHSG dan Bursa Asia akan Tertekan

Bareksa • 18 Dec 2018

an image
Sejumlah orang mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG turun dengan sejumlah saham berkapitalisasi besar melemah. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Menurut analisis Bareksa, pergerakan IHSG hari ini masih dalam tekanan di zona pelemahan di level support 6.031

Bareksa.com - Tiga indeks utama dunia melemah, di mana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 2,11 persen, S&P 500 ambrol 2,08 persen, dan Nasdaq Composite amblas 2,27 persen. Karena itu, pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia, sepertinya harus waspada pada perdagangan hari ini, efek dari Wall Street.

Fokus investor saat ini adalah bersiap untuk menunggu hasil rapat The Fed yang hasilnya diumumkan pada 19 Desember. Pelaku pasar memperkirakan Jerome Powell dan koleganya akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin/bps menjadi 2,25-2,5 persen. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan itu mencapai 72,3 persen.

Suku Bunga Naik, Laba Emiten Berpeluang Tergerus

Saham bukanlah instrumen yang bisa bekerja optimal di lingkungan suku bunga tinggi. Kala suku bunga tinggi, investor cenderung konservatif sehingga tidak cocok dengan sifat alami saham yang penuh risiko. Selain itu, suku bunga tinggi juga akan menggerus laba emiten sehingga sahamnya menjadi kurang menarik.

Luka Wall Street bertambah parah dengan komentar Jeffrey Gundlach, CEO DoubleLine Capital yang mengelola dana lebih dari US$123 miliar. Menurutnya, pasar masih akan cenderung bearish dalam waktu yang cukup lama.

"Saya rasa ini akan bertahan lama. Kita sudah mengalami fase pertama, dan fase kedua biasanya akan lebih menyakitkan. Situasinya memang sedang tidak normal karena lonjakan defisit fiskal terjadi kala The Fed sedang dalam siklus menaikkan suku bunga," kata Gundlach, mengutip Reuters.

Bursa Asia Dibuka Melemah Pagi Ini

Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Selasa ini menyusul aksi jual di bursa Wall Street semalam. Investor juga akan memantai pidato presiden China Xi Jinping ketika China bersiap merayakan ulang tahun ke-40 reformasi dan keterbukaan ekonomi.

Indeks Nikkei 225 dibuka turun 1,55 persen di awal perdagangan dan Topix turun 1,56 persen level terendah sejak Juni 2017. Saham Fast Retaling turun 2,1 persen.

Di Korea, indeks Kospi dibuka turun 0,22 persen di mana saham SK Hynix turun 1,45 persen dan indeks ASX 200 dibuka turun 1,26 persen ketika semua sektor alami penurunan di mana saham Rio Tinto turun 0,58 persen dan saham Fortescue Group turun 2 persen.

Indeks US dollar berada di level 97,1 usai di awal menyentuh level 97,4. Yen berada di level 112,75 dan dolar Australia berada di level $0,7178.

Menurut analisis Bareksa, pergerakan IHSG hari ini, Selasa (18/12) diprediksi masih dalam tekanan di zona pelemahan di level support 6.031.

Menutup perdagangan Senin, 17 Desember 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,31 persen di level 6.089,3.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut