Bareksa.com - Menutup perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami kenaikan 0,95 persen dengan menembus level psikologis 6.000, atau lebih tepatnya berakhir di level 6.012,350.
Aktivitas transaksi pada hari ini terpantau cukup ramai, di mana sebanyak 11,31 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,01 triliun.
Sebanyak 233 saham menguat, 176 saham melemah, serta 117 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) yang signifikan pada perdagangan hari ini senilai Rp1,65 triliun.
Secara intraday, IHSG sempat menyentuh kenaikan 1,73 persen di level 6.058,825 pada sesi pertama perdagangan, sebelum akhirnya secara perlahan turun di sesi kedua akibat adanya aksi ambil untung (profit taking).
Sumber: Bareksa
Saham-saham big caps mayoritas mengalami kenaikan cukup signifikan pada hari ini. Dari lima saham dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya HMSP yang tercatat mengalami koreksi pada hari ini yakni negatif 1,72 persen.
Sementara itu, kurs rupiah masih perkasa terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini. Tapi penguatannya agak menipis dibandingkan perdagangan siang tadi.
Pada Jumat (16/11/2018) pukul 16:00 WIB, dolar AS ditransaksikan pada level Rp14.608 di pasar spot. Rupiah menguat 0,46 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Sebelumnya, rupiah sempat menguat hingga 0,85 persen ke Rp14.550 per dolar AS.
Sentimen positif yang mewarnai jalannya perdagangan hari ini antara lain upaya dari bank sentral maupun pemerintah dalam upaya menguatkan nilai rupiah.
Kemarin (15/11/2018), Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan 25bps (0,25 persen) ke level 6 persen. Keputusan tersebut cukup mengejutkan lantaran konsensus Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Selanjutnya kini giliran pemerintah ikut ambil sikap. Pada pagi tadi di Istana Negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Wakil Ketua OJK Nurhaida, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid 16 yang diarahkan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang terus membengkak.
Ada tiga poin penting dari paket kebijakan ekonomi seri terbaru ini yakni perluasan fasilitas pengurangan PPh Badan, relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan pengaturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) melalui Special Deposit Account (SDA).
Sepanjang tahun ini IHSG telah mencapai rekor tertingginya pada level 6.689 pada 19 Februari 2018. Setelah itu, IHSG bergejolak dan terus menurun seiring gejolak ekonomi global dan sentimen internal di antaranya sentimen perang dagang antara Amerika Serikat, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, hingga pelemahan rupiah dan defisit transaksi berjalan yang terancam melebar.
Sumber : Bareksa
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut