Kuasai 46,9 Persen Kapitalisasi Pasar, Ini Kinerja Saham Top Ten Market Cap

Bareksa • 24 Oct 2018

an image
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dari daftar tersebut, hanya saham BBCA yang mencatat kenaikan harga secara year to date

Bareksa.com – Indeks LQ45 hingga 23 Oktober 2018 tercatat anjlok 15,61 persen secara year to date hingga 23 Oktober 2018 atau turun lebih dalam dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 8,78 persen.

Kinerja IHSG dan Indeks LQ45 per 23 Oktober 2018

 


Sumber : Bareksa

Penurunan indeks LQ45 ini sejalan dengan penurunan sebagian besar saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap).

Lihat saja, sembilan dari 10 saham dengan nilai kapitalisasi big cap turun lebih dari 6 persen. Penurunan saham-saham ini tentu cukup berdampak signifikan terhadap IHSG karena punya porsi 46,9 persen terhadap total kapitalisasi pasar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasi pasar 10 saham ini mencapai Rp3.074 triliun. Sementara, kapitalisasi pasar bursa mencapai Rp6.555 triliun.

Saham-saham yang dimaksud antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Dari daftar itu, hingga 23 Oktober 2018, saham BBCA memimpin kapitalisasi pasar dengan nilai Rp560 triliun, disusul HMSP Rp443 triliun, BBRI Rp369 triliun, TLKM Rp367 triliun, UNVR Rp340 triliun, ASII Rp298 triliun, BMRI Rp297 triliun, GGRM Rp150 triliun, BBNI Rp132 triliun dan UNTR Rp120 triliun.

10 Besar Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Sumber: BEI

Dengan porsi yang cukup besar, pergerakkan harga 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar ini kurang menggembirakan.

Tercatat, hanya saham BBCA saja yang secara year to date mengalami kenaikan harga.

Hingga 23 Oktober 2018, saham BBCA naik 4,79 persen dari Rp21.900 per akhir 2017 menjadi Rp22.950. Sementara, sembilan saham lainnya bergerak turun.

Dipimpin UNVR

Berdasarkan data BEI yang diolah Bareksa, penurunan sembilan saham di antara 10 saham big cap dipimpin oleh UNVR. Hingga 23 Oktober 2018, saham UNVR sudah anjlok 20,39 persen secara year to date dari Rp55.900 menjadi Rp44.500.

Penurunan harga saham UNVR sejalan dengan kinerja keuangannya yang sedang turun. Bahkan, saham UNVR sempat menyentuh level Rp41.000 yang merupakan terendah sejak 18 Januari 2018.

Yang terbaru, manajemen Unilever mengumumkan performa indikatif (tidak diaudit) kuartal III 2018. Perusahaan berhasil membukukan penjualan bersih Rp31,5 triliun untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2018. Laba bersih perseroan tercatat naik 39,7 persen menjadi Rp7,3 triliun.

Kinerja 10 Saham Kapitalisasi Pasar Terbesar

Sumber: Bareksa.com

Selain UNVR, penurunan harga saham terdalam dialami GGRM dan BMRI. Secara year to date, saham GGRM turun 19,69 persen dari Rp83.800 menjadi Rp6.425, sementara saham BMRI tercatat turun 19,45 persen dari Rp4.730 menjadi Rp3.810.

(AM)