Meroket 28 Persen Dua Hari, Bagaimana Prospek Saham IMAS?

Bareksa • 06 Jun 2018

an image
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Saham IMAS pada perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 ditutup meroket 11,94 persen ke Rp3.750

Bareksa.com - Harga saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) pada perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 ditutup meroket 11,94 persen ke Rp3.750 per saham. Kenaikan tersebut melanjutkan kenaikan sehari sebelumnya yang juga ditutup naik signifikan 14,72 persen.

Saham IMAS bergerak atraktif pada perdagagan kemarin yang tercermin dari frekuensi perdagangannya yang mencapai 14.827 kali atau yang merupakan tertinggi kedua di Bursa Efek Indonesia. Adapun total transaksi IMAS tercatat sebesar Rp197,46 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak melakukan pembelian terhadap saham IMAS antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp52,76 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp17,52 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp16,67 miliar.

Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi IMAS secara keseluruhan yakni sebesar 26,72 persen, 8,87 persen, dan 8,44 persen.

Analisis Fundamental

Secara fundamental, IMAS mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari peningkatan pada pos pendapatan dan laba bersihnya pada tiga bulan pertama tahun ini.

Perusahaan otomotif dan logistik milik Grup Salim itu membukukan kenaikan pendapatan 13,5 persen menjadi Rp4,2 triliun dari periode sama tahun lalu Rp3,7 triliun. Sementara laba bersih mencapai Rp60,2 miliar dari sebelumnya rugi bersih Rp165 miliar.

Pada kuartal pertama 2018 kinerja IMAS langsung melonjak setelah mengurangi kepemilikan saham pada PT Nissan Motor Indonesia (NMI), agen pemegang merek (APM) dan pemanufaktur Nissan-Datsun di Indonesia

Setelah kepemilikan saham Indomobil atas NMI hanya tersisa 20 persen, Indomobil tidak perlu lagi untuk memasukkan laba-rugi NMI ke laporan keuangan (konsolidasi). Alhasil, Indomobil mendapatkan bagian laba dari perusahaan asosiasi Rp36 miliar dari sebelumnya rugi Rp141 miliar.

Sebelumnya, Indomobil tak sanggup lagi berpartisipasi dalam penyertaan modal NMI tahun ini. Akibatnya, kepemilikan saham Indomobil di NMI turun. Sebaliknya, Nissan Motor Company (NMC) selaku prinsipal makin berkuasa di NMI karena terlibat penyertaan modal 2018.

Dari kontribui anak usaha PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), APM Hino, menyumbang keuntungan Rp28,6 miliar, PT Hino Finance Indonesia Rp5 miliar, dan PT Shinhan Indo Finance Rp4,5 miliar. Tak ada lagi sumbangan laba atau rugi dari NMI dan PT Nissan Motor Distributor Indonesia.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IMAS pada perdagangan kemarin membentuk inverted hammer yang menggambarkan pergerakan positif tetapi terlihat adanya aksi profit taking pada saham ini mengingat kenaikannya yang signifikan dalam dua hari terakhir yang menyebabkan terbentuknya long upper shadow.

Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya antusiasme pelaku pasar yang meningkat dalam transaksi saham IMAS. Secara tren, IMAS masih dalam fase uptrend cukup kuat yang ditandai dengan garis MA yang masih bergerak naik.

Selain itu, indikator stochastic juga terpantau mulai bergerak positif namun sudah mulai semakin mendekati area jenuh beli yang mengindikasikan adanya kemungkinan koreksi pada saham ini. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut