Indeks Tambang Meroket Saat IHSG Melemah, Kenapa?

Bareksa • 18 May 2018

an image
Petugas mengawasi kapal tanker yang melakukan pengisian minyak di Single Buoy Mooring (SBM) milik Pertamina RU VI Balongan di Laut Indramayu, Jawa Barat, Minggu (13/3). Harga minyak dunia kembali menyentuh kisaran 40 dolar AS per barel akibat berkurangnya pasokan minyak di pasar. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Naiknya indeks pertambangan didorong harga minyak global yang sempat menyentuh level US$80 per barel

Bareksa.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,51 pesen ke level 5.801,98 hingga pukul 15.25 WIB pada perdagangan hari ini 18 Mei 2018, meskipun demikian indeks pertambangan masih berhasil melonjak sebesar 1,42 persen ke level 2.637.

Naiknya indeks pertambangan di dorong harga minyak global yang akhirnya sempat menyentuh level US$80 per barel untuk pertama kalinya sejak  November 2014 setelah persediaan minyak AS berkurang dan fundamental pasar memberikan sentimen bullish pada risiko pasokan dari produsen terbesar ketiga OPEC, Iran.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak Brent tercatat sempat menyentuh US$80,18 per barel atau naik 1,1 persen. Namun, pada akhir perdagangan, harga minyak Brent akhirnya ditutup di level US$79,53 per barel.

Grafik Pergerakan Harga Minyak Brent

Sumber: Bloomberg.com

Selain harga minyak Brent berjangka, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan 0,93 poin atau 0,75 pesen dan diperdagangkan pada US$71,68 per barel. Total volume yang telah diperdagangkan naik 33 persen di atas rata-rata pergerakan 100 hari.

Grafik Pergerakan Harga Minyak WTI

Sumber: Bloomberg.com

Persediaan minyak AS terjun sebanyak 1,4 juta barel pada pekan lalu, sementara produksi domestik AS naik menjadi 10,7 juta barel per hari. Hal ini diperkirakan membuat pasokan makin sedikit dan mendongkrak harganya.

Laporan Departemen Energi AS (EIA) menjelaskan bahwa momok dari lonjakan produksi AS hingga lebih dari 10 juta barel per hari sejak awal Februari berhasil menahan kenaikan harga dan mengurangi pemangkasan produksi OPEC.

Sejumlah saham pertambangan yang melantai di Bursa Efek Indonesia pun menanjak. Hingga pukul 15.25 WIB hari ini, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 4,51 persen ke level Rp3.710 per saham, sementara PT Harum Energi Tbk (ENRG) melonjak 4,41 persen ke level Rp2.840.

Grafik Perbandingan Peningkatan Harga Saham Tambang 18 Mei 2018*

*hingga pukul 15:25 WIB. Sumber: Bareksa.com

Adapun saham PT Adaro Energi Tbk (ADRO) naik 3,64 persen, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 2,93 persen dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) naik 1,09 persen.

Tak ketinggalan saham kontraktor jasa migas PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 0,46 persen. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.