Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan kembali melemah di awal pekan ini, setelah sempat rebound dari level terendah tahun 2018, menyusul teror bom yang terjadi di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018. Bursa Efek Indonesia pun menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait serangan bom tersebut.
IHSG pada pagi ini 14 Mei 2018 dibuka turun ke 5.933,46 dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di 5.956,83. Hingga pukul 10:11 WIB, IHSG terus melemah 1,4 persen atau 83,7 poin ke 5.873,07. Seluruh sektor saham yang ada di Bursa Efek Indonesia pun ikut melemah.
Bursa Efek Indonesia bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Kustodian Sentral Efek Indonesia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas serangan bom yang terjadi di tiga lokasi gereja di Surabaya. BEI mengimbau agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimis terhadap stabilitas keamanan nasional.
Untuk diketahui, pada Minggu pagi telah terjadi ledakan bom yang diduga merupakan aksi terorisme. Serangan tersebut terjadi di tiga lokasi di gereja di Surabaya. Aksi terorisme itu memakan sejumlah korban jiwa dan korban luka-luka.
"Kami sangat prihatin atas kejadian ini," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio, di Jakarta, Minggu, 13 Mei 2018.
Dalam hal ini, Tito mengimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal. Pengalaman pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016, menunjukkan bahwa teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal.
Pada saat terjadinya teror dua tahun lalu, ia tidak menampik, IHSG sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau setara 1,72 persen ke level 4.459,32 poin. Namun ternyata, koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi dua di hari yang sama IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen.
"Dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi," kata Tito.
Tito pun yakin teror bom Surabaya tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal. Secara fundamental perusahaan tercatat yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata–rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal I-2018 dibandingkan dengan kuartal I-2017.
Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata–rata transaksi harian mencapai Rp8,87 triliun atau meningkat sebesar 16,7 persen dibandingkan dengan di 2017 dan frekuensi harian sebesar 387 ribu atau meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan dengan di 2017.
Sebagai wujud keprihatinan dan ketegaran atas tragedi di Surabaya, lanjut Tito, BEI meminta kepada seluruh SRO dan anak perusahaan dalam tiga hari ini sejak Senin 14 Mei sampai dengan Rabu 16 Mei untuk mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan.
"Selain itu, kami juga mengimbau perusahaan tercatat dan anggota bursa untuk melakukan hal yang sama yaitu mengenakan pakaian putih dengan pita hitam sebagai bentuk ketegaran," kata Tito. (K03)