Saham TINS Sudah Naik 34 Persen Sejak 2018, Ini Analisis Teknikalnya

Bareksa • 26 Jan 2018

an image
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12). IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa naik 33,70 poin atau 0,55 persen menjadi 6.167,67 setelah sebelumnya juga sempat rekor di 6.113,653 pada Kamis 14 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Sigid K)

Saham TINS kemarin ditutup melonjak 6,66 persen ke level Rp 1.040

Bareksa.com - Harga saham PT Timah Tbk (TINS) pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2018 ditutup melonjak 6,66 persen ke level Rp 1.040. TINS ditransaksikan sebanyak 4.973 kali dengan nilai mencapai Rp83,89 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham TINS antara lain Trimegah Sekuritas (LG) dengan nilai pembelian Rp13,24 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp8,73 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp7,65 miliar.

Analisis Teknikal TINS

Secara teknikal, candle TINS pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang panjang. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini mampu bergerak positif dalam rentang yang cukup lebar sejak awal hingga akhir perdagangan.

Pergerakan TINS sejak awal tahun ini terbilang sangat positif dengan telah terapresiasi sebesar 34,19 persen hingga penutupan kemarin. Selain itu, TINS kemarin juga telah berhasil menembus resisten di level Rp1.020 disertai dengan lonjakan volume yang signifikan mengindikasikan adanya aksi pembelian yang masif pada saham ini.

Indikator Relative Strength Index (RSI) terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 79 atau telah mendekati area overbought menandakan sinyal kenaikan saham ini mulai terbatas. Namun, berlangsungnya tren bullish harga komoditas, serta harga timah yang pagi tadi ditutup menguat 1,25 persen dapat menjadi sentimen positif pergerakan TINS untuk menguji resisten berikutnya di level Rp1.100. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.