Reksa Dana Saham Pinnacle Cetak Return 4,9 Kali Lipat di Atas Acuan

Bareksa • 23 Jan 2018

an image
Guntur Putra, President & CEO PT Pinnacle Persada Investama

Tahun politik 2018 memberikan potensi peningkatan lebih pada kinerja Pinnacle Strategic Equity Fund

Bareksa.com – Rekor baru terus ditorehkan di pasar modal Indonesia, tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menembus level 6.500 pada perdagangan kemarin (Senin, 22 Januari 2018). Hal ini pun mendorong kinerja reksa dana berbasis saham yang menempatkan mayoritas asetnya ke dalam efek saham.

Pada penutupan perdagangan kemarin, lima dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG, yakni sektor pertambangan naik 2,54 persen, sektor perkebunan naik 1,28 persen, sektor barang konsumsi turut menguat 0,54 persen, sektor perdagangan menguat 0,54 persen, dan sektor keuangan yang menguat 0,04 persen. Adanya ekspektasi rilis laporan keuangan emiten-emiten FY2017 yang lebih baik serta pergerakan sektor pertambangan yang terus melaju tinggi turut menopang IHSG bertahan dalam tren penguatannya.

Dapat kita perhatikan penguatan IHSG di awal pekan ini turut pula menopang pertumbuhan return reksa dana berbasis saham, terutama jenis reksa dana saham yang memiliki penempatan terbesar pada efek saham. Salah satu reksa dana saham yang ikut terapresiasi adalah reksa dana Pinnacle Strategic Equity Fund.

Di awal pekan perdagangan kemarin, produk kelolaan PT Pinnacle Persada Investama ini mengalami pertumbuhan return 0,98 persen dalam sehari perdagangan (22 Januari 2018). Penguatan lima indeks sektoral pada perdagangan awal pekan turut mendorong pertumbuhan return reksa dana ini.  (Lihat IHSG Meroket di Awal Tahun, Selalu Didorong Kenaikan Sektor Konsumer?)

Berdasarkan fund fact sheet bulan Desember 2017, reksa dana ini memiliki alokasi aset pada sektor keuangan 38,64 persen, sektor barang konsumsi 24,12 persen, sektor pertambangan 7,25 persen, sektor perdagangan 7,15 persen, dan sektor perkebunan 1,17 persen. (Baca Bagaimana Outlook Reksa Dana di Tahun Politik 2018?)

Analisis Bareksa juga melihat, adanya alokasi portofolio yang cukup besar pada sektor keuangan dan sektor barang konsumsi memberikan peluang reksa dana ini mencatatkan kinerja yang jauh lebih baik di tahun 2018. Lima besar alokasi penempatan (top holding) dari reksa dana ini adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Mengingat tahun 2018 merupakan tahun dimulainya pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak, banyaknya aktivitas politik di tahun ini memberikan potensi pada sektor keuangan dan sektor barang konsumsi mengalami pertumbuhan kinerja cemerlang. Hal ini turut pula mendorong potensi peningkatan kinerja Pinnacle Strategic Equity Fund. (Lihat juga Sri Mulyani : Peluang dan Risiko Tahun Pemilu Bagi Ekonomi)

Pada perdagangan awal pekan, Pinnacle Strategic Equity Fund juga mengalami kenaikan return 4,9 kali lipat di atas indeks acuannya, yakni indeks reksa dana saham yang tercatat naik 0,2 persen dalam sehari.

Selain mengalahkan indeks acuan, Pinnacle Strategic Equity Fund juga memimpin dengan catatan return tertinggi dalam sehari perdagangan awal pekan ini (22 Januari 2018) berdasarkan marketplace reksa dana Bareksa.
 
Sumber : Bareksa.com

Reksa dana kelolaan PT Pinnacle Persada Investama ini dapat menjadi pilihan investasi bagi Anda (tipe investor agresif) yang memiliki tujuan keuangan jangka panjang dengan periode investasi lebih dari lima tahun. (hm)

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..