Bareksa.com - Harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) melompat hingga menyentuh batas persentase kenaikan yang diperbolehkan di pasar reguler Bursa Efek Indonesia. Investor asing terpantau masuk ke dalam saham ini, padahal peringkat utang emiten perusahaan pengolah makanan ini baru saja diturunkan.
Harga saham AISA hari ini ditutup di level Rp615, naik 24,5 persen dari penutupan kemarin sehingga menyentuh batas atas yang diperbolehkan. Oleh sebab itu, order permintaan beli di atas harga tersebut terkena penolakan otomatis (auto rejection).
Grafik : Pergerakan Intraday Saham AISA
Sumber : Bareksa.com
Dalam publikasi per tanggal 12 Januari 2018, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan rating AISA menjadi BB+ dari sebelumnya BBB. Rating utang sukuk ijarah perusahaan pengolah makanan ini juga dipangkas menjadi BB dari sebelumnya BBB.
Pefindo menggarisbawahi, likuiditas AISA yang ketat, dengan dana Rp126,4 miliar per 30 September 2017. Kondisi keuangan perusahaan akan bergantung pada proses negosiasi divestasi bisnis beras, PT Dunia Pangan yang diharapkan sudah rampung satu-dua bulan ke depan.
Pefindo juga menyematkan "Credit Watch with Negative Implication" guna merefleksikan antisipasi lebih jauh jika ada risiko refinancing dari obligasi Tiga Pilar yang jatuh tempo. Penurunan rating ini adalah yang kedua kali dalam dua bulan terakhir. (Baca juga Akan Divestasi Bisnis Beras, Rating Surat Utang AISA Diturunkan Pefindo)
Menanggapi hal ini, manajemen AISA bilang pihaknya terus mengupayakan agar kewajiban utang terus bisa terpenuhi.
Mengenai obligasi jatuh tempo di tahun ini, Ricky Tjie, Sekretaris Perusahaan AISA pun belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut soal skema pelunasannya. Sebagaimana dicatat Pefindo, AISA memiliki utang obligasi senilai Rp600 miliar, dan utang sukuk ijarah sebesar Rp300 miliar yang akan jatuh tempo di April 2018 nanti.
Tabel: Rating Update Obligasi AISA
Sumber : Pefindo
Sekedar informasi, ada dua surat utang AISA yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, lebih tepatnya pada 5 April 2018 dengan jumlah Rp900 miliar.
Investor Asing Masuk
Mengutip keterbukaan informasi, perusahaan Fidelity Funds yang berpusat di Luxembourg telah menambah kepemilikan saham di AISA sebanyak 11,3 juta lembar di harga Rp488 per lembar, atau total transaksi senilai Rp5,51 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi tanggal 27 Desember 2017, kepemilikan Fidelity Funds secara keseluruhan menjadi 150,6 juta lembar atau 5,03 persen dari total saham AISA setelah transaksi tersebut.
Meski peringkat surat utang AISA kembali dipangkas jelang jatuh tempo, adanya investor asing yang menambah kepemilikan menjadi 5 persen disinyalir memberikan sentimen positif terhadap para investor pemegang saham AISA yang berharap akan adanya pembalikan setelah melemah dalam beberapa bulan terakhir.
Di 2018 ini, AISA berencana untuk fokus pada bisnis fast moving consumer goods (FMCG) atau produk yang memiliki perputaran omzet cepat dengan biaya yang relatif rendah. Rencana terdekat yang sempat diutarakan AISA adalah mengoperasikan pabrik minuman Capri-Sun di Karanganyar, Jawa Tengah. (Baca juga Saham AISA Lesu, Ini Analisis Peralihan Pendapatan Utama Produsen Beras Maknyuss) (hm)