Moratelindo Resmi Catatkan Obligasi Perdana Sebesar Rp1 Triliun

Bareksa • 07 Dec 2017

an image
Seorang pria memperhatikan layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Moratelindo berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham pada 2019

Bareksa.com – Perusahaan penyedia infrastruktur komunikasi wholsale, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) resmi mencatatkan obligasi pertamanya sebesar Rp1 triliun hari ini, Kamis, 7 Desember 2017. Perusahaan afiliasi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) ini akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk memperluas jaringan kabel data.

Saat proses penawaran awal (bookbuilding), permintaan terhadap obligasi perseroan mengalami kelebihan permintaan sebanyak 1,4 kali. Obligasi perseroan terbagi dalam dua seri, seri A senilai Rp540 miliar memiliki bunga sebesar 9,9 persern dan berjangka waktu selama tiga tahun.

Sementara untuk seri B senilai Rp460 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,5 persen dan berjangka waktu selama 10,5 persen. Obligasi Moratelindo mendapatkan peringkat A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Direktur Utama Moratelindo, Galumbang Menak mengatakan, hingga tiga tahun mendatang, Moratelindo membutuhkan dana untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) sekitar Rp2 triliun per tahun.

Khusus tahun depan, perseroan membutuhkan capex sebesar Rp1,8 triliun. “Itu di luar proyek Palapa Ring,” terang dia Jakarta, Kamis, 7 Desember 2017.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Moratelindo, Yopie Widjaja mengungkapkan, perseroan tengah bersiap membangun jaringan kabel laut Jakarta-Surabaya-Denpasar. Untuk membangun jaringan kabel tersebut, Moratelindo akan berkongsi dengan dua perusahaan lainnya.

Selain itu, pengembangan rute kabel laut perseroan akan dikembangkan ke Sumatera dan Kalimantan. Untuk Pulau Sumatera, rencananya perseroan akan membangun jaringan laut Jakarta-Lampung-Pekanbaru-Dumai-Batam-Singapura. Perseroan juga berencana membangun jaringan kabel laut Jakarta-Pontianak.

Di luar operator telekomunikasi, Moratelindo merupakan perusahaan terbesar yang memiliki jaringan kabel data di Indonesia. Selain kabel laut, perseroan memiliki jaringan kabel darat yang memiliki pelanggan perusahaan besar penyedia internet.

Hingga akhir tahun ini, Moratelindo memperkirakan pendapatannya mencapai Rp2,5 triliun dengan laba bersih sebesar Rp70 miliar. Yopie mengaku bahwa marjin laba bersih perseroan masih rendah karena proyek pembangunan Palapa Ring yang tengah dikerjakan, sesuai peraturan akuntansi, harus dimasukkan menjadi pendapatan.

“Proyek Palapa Ring harus dimasukkan pendapatan berdasarkan progress dan bebannya juga tinggi,” tuturnya.

Tahun depan, perseroan memproyeksikan kinerja keuangan akan jauh lebih bagus dibandingkan tahun ini. Dia memproyeksikan, setelah Palapa Ring selesai dibangun tahun depan, perseroan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp200 miliar.

Total aset Moratelindo hingga saat ini sekitar Rp8 triliun. Sementara, total ekuitasnya mencapai Rp4 triliun.

Pada 2016 dan 2017, Moratelindo mendapatkan proyek strategis nasional dari pemeritnah, yakni pembangunan Palapa Ring paket barat dan paket timur. Proyek Palapa Ring merupakan kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Untuk melaksanakan proyek Palapa Ring Barat, perseroan telah mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp876 miliar. Sementara dana untuk pembangunan paket Palapa Ring Timur berasal dari sindikasi pinjaman BNI, Bank ICBC Indonesia, BPD Papua, BPD Sulselbar, BPD Maluku dan lainnya sebesar Rp4 triliun.

IPO 2019

Rencananya, Moratelindo bakal melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham pada 2019. Galumbang mengatakan, perseroan tidak khawatir melangsungkan IPO saham pada tahun politik.

“Tahun politik atau bukan, industri data masih bagus,” katanya. Perseroan membutuhkan dana untuk mengembangkan perusahaan di masa mendatang.

Potensi pengembangan perseroan di industri kabel data di masa mendatang masih sangat besar. Saat ini, penetrasi internet di rumah di Indonesia masih di bawah 5 persen, bahkan lebih rendah dibandingkan Vietnam yang sudah mencapai 30-40 persen.

Dia mengaku penetrasi internet di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga. Agar mampu bersaing, Indonesia harus meningkatkan penetrasi internet di masyarakat.

Belum lama ini, Galumbang mengatakan bahwa perseroan membidik dana dari pelaksanaan IPO saham sebesar US$200-300 juta. Saat ini pemegang saham Moratelindo adalah PT Gema Lintas Benua sebesar 42,5 persen dan PT Candrakarya Multikreasi sebesar 57,5 persen. (hm)