Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengetahui rencana Bank of Tokyo Mitshubisi UFJ yang ingin mengambil alih atau melakukan akuisisi sebanyak 40 persen saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN). Namun, rencana tersebut belum diutarakan secara resmi pada otoritas dan diharapkan laporan resmi bisa segera dilakukan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana membenarkan hal tersebut dan meminta bank asal Jepang tersebut untuk membuat rencana bisnis yang jelas dan terperinci terkait niatan melakukan akuisisi terhadap Bank Danamon. Dalam hal ini, OJK berharap aksi korporasi bisa memberikan efek positif bagi pergerakan ekonomi Indonesia.
"Kita akan minta mereka dalam rencana-rencananya untuk sampaikan secara konkrit bagaimana mereka bisa berkontribusi ke ekonomi kita," kata Heru, di Jakarta, Jumat 10 November 2017.
Adapun kontribusi positif ke ekonomi Indonesia yang dimaksudkan yakni menyalurkan kredit ke program-program pemerintah seperti ke infrastruktur atau sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Harus ada komitmen yang kuat dan memang benar-benar nyata nantinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas.
"Jangan sampai mereka datang hanya memberikan kredit pada (orang) Jepang saja. Kita harapkan mereka buat rencana bisnis yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.
Ketentuan lainnya, lanjutnya, yang harus dilengkapi adalah persyaratan dengan pemegang saham mayoritas Bank Danamon termasuk memenuhi semua peraturan yang terkait di pasar modal di Indonesia. Hal itu menjadi penting lantaran Bank Danamon merupakan perusahaan terbuka atau sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Karena (Danamon) perusahaan terbuka dan nanti juga akan terkait dengan langkah-langkah di pasar modal," tuturnya.
Sementara itu, manajemen bank yang memiliki kode emiten BDMN ini mengakui bahwa Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan, yakni Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd telah memeroleh penawaran pembelian saham dari Bank of Tokyo Mitshubisi UFJ. (Baca juga: Akan Diakuisisi Bank Jepang, Saham Danamon Lompat 12,89 Persen)
Sebelumnya, dalam keterangan resmi kepada bursa, Sekretaris Perusahaan Bank Danamon Rita Mirasari menyatakan, pemegang saham pengendali perusahaan yakni Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd telah menerima ungkapan minat (expression of interest) sehubungan dengan saham milik mereka dalam perseroan.
Meski demikian, Rita mengaku, saat ini prosesnya masih dalam tahap negosiasi. Nantinya proses tersebut tentunya belum dapat dipastikan apakah akan ada kesepakatan transaksi jual beli saham atau tidak. Tentu perlu ada pembahasan yang mendalam lantaran hal ini berkaitan dengan aktivitas bisnis di masa mendatang.
"Kami mengerti bahwa ketertarikan tersebut masih bergantung pada hasil negosiasi lebih lanjut dan belum tentu menghasilkan perjanjian yang mengikat, sehingga transaksi belum tentu terlaksana," kata Rita.
Diberitakan sebelumnya, bank besar asal Jepang, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ tertarik untuk membeli sekitar 40 persen saham Bank Danamon di Indonesia. Bank asal Jepang tersebut berencana menjadi pemilik saham mayoritas di masa depan.
Melansir Nikkei, unit grup Mitsubishi UFJ Financial Group tersebut memutuskan bersungguh-sungguh memulai negosiasi dengan Danamon dan pemegang saham mayoritasnya asal Singapura, Temasek Holdings, dan juga dengan pemerintah daerah setempat.
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ berusaha mengubah Danamon menjadi afiliasi metode ekuitas pada awal pertengahan 2018. Investasi awal yang digelontorkan tercatat sekitar 200 miliar yen atau setara US$1,76 miliar (Rp22 triliun).
Meskipun kepemilikan asing terhadap bank-bank di Indonesia dibatasi sebesar 40 persen, pembatasan ini bersifat fleksibel bagi investor yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti berjanji untuk berkontribusi pada ekonomi lokal. Empat kreditur Indonesia berada di bawah kepemilikan mayoritas asing oleh perusahaan multinasional termasuk HSBC.
Danamon yang berbasis di Jakarta adalah bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar dan berada di urutan kedelapan dengan total aset. Laba bersih tumbuh 14 persen menjadi Rp2,79 triliun (US$206 juta setara kurs saat ini) untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2016. Adapun nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham BDMN di Bursa Efek Indonesia saat ini sebesar Rp53,85 triliun (US$3,98 miliar).
Danamon aktif di perbankan ritel maupun korporasi, dengan jaringan domestik yang memiliki lebih dari 1.800 lokasi di seluruh dunia. Sementara itu, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ telah melakukan transaksi di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, dimulai dengan kesepakatan di 2012 untuk membeli sekitar 20 persen dari Vietnam Commercial Stock Commercial Industry, yang dikenal sebagai Vietinbank.
Bank asal Jepang ini juga telah menghabiskan dana sebesar 170,6 miliar baht (US$5,15 miliar pada kurs saat itu) pada 2013 untuk mengakuisisi 72 persen bank pemberi pinjaman Thailand Bank of Ayudhya, dan mengambil 20 persen saham di Security Bank Filipina tahun lalu. (K03)