Bareksa.com – Harga saham PT Rimo International Tbk (RIMO) kembali turun tajam melanjutkan penurunan tiga hari perdagangan berturut-turut setelah lepas dari jeratan suspensi kemarin, setelah sebelumnya meningkat tajam pasca penambahan modal melalui rights issue Maret lalu. Benny Tjokrosaputro, pemegang saham pengendali emiten tersebut, telah menjual separuh dari kepemilikannya di RIMO dalam waktu tujuh bulan terakhir.
Sebelumnya, per 31 Maret 2017 kepemilikan Benny di saham RIMO mencapai 76,47 persen dan pada tanggal 7 April 2017 mulai berkurang jadi 75,35 persen. Kemudian berlanjut pada 12 April 2017 menjadi 75,04 persen. Kemudian, pada akhir Juni 2017, kepemilikan Benny di RIMO hanya tersisa 50,62 persen. Berarti sejak April hingga Juni 2017, Benny telah menjual 25,85 persen sahamnya. (Baca Juga : Kurangi Porsi Kepemilikan RIMO, Benny Tjokrosaputro Kantongi Rp3,85 Triliun)
Tabel : Daftar Pemegang Saham RIMO per Juni 2017
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Berdasarkan keterbukaan informasi KSEI per 6 November 2017, Benny saat kini tinggal memiliki 36,03 persen saham RIMO dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret 2017. Praktis, kepemilikan publik bertambah seiring berkurangnya pemegang saham mayoritas dikarenakan mengacu laporan keuangan semester I 2017, tidak ada nama lain yang berubah kepemilikan sahamnya di atas 5 persen selain Benny Tjokrosaputro.
Sehingga dengan kata lain kepemilikan Anne Patricia dan Teddy Tjokrosaputro yang jika dijumlah seharusnya masih mempunyai persentase 15,26 persen dari seluruh saham RIMO.
Grafik: Porsi Kepemilikan Masyarakat di Saham RIMO per Bulan
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa, diolah Bareksa
Auto Rejection
Pada perdagangan hari ini, Rabu 8 November 2017, harga saham RIMO kembali dibuka anjlok 24 persen untuk hari keempat berturut-turut. Hingga pukul 15.25 WIB, harga saham RIMO berada di Rp193 per lembar.
Pada Senin 6 November 2017, saham RIMO juga melemah 25 persen, pelemahan terbesar yang diperbolehkan dalam sehari sehingga order yang melampaui persentase itu pun terkena penolakan otomatis (auto rejection) di level Rp254 per lembar.
Padahal, sebelumnya saham RIMO sempat menjadi primadona para pelaku pasar setelah membukukan kenaikan hingga 56 persen hanya dalam rentang waktu sebulan terakhir.
Grafik : Persentase Kepemilikan Saham RIMO
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa, diolah Bareksa
Mengacu pada data RTI yang efektif per 30 September 2017, saham RIMO dimiliki oleh masyarakat hingga 43 persen, dan menurut penelusuran Bareksa berdasarkan data KSEI bahwa kepemilikan saham RIMO terus meningkat hingga 48,3 persen hingga 6 November.
Terkait penurunan tajam dalam dua hari berturut-turut itu, Bareksa pun meminta konfirmasi dari Benny Tjokro. Menurut Benny, penurunan saham RIMO ini merupakan hal yang wajar. “Normal saja. Banyak investor jual, ya turun,” kata Benny kepada Bareksa akhir pekan lalu. (Baca Juga : Saham RIMO Turun 49,89% Dalam Dua Hari, Benny Tjokro Akui Tidak Ikutan Jualan)
Bahkan, Benny pun mengaku tidak ikut-ikutan melepas kepemilikannya di saham RIMO. Dia juga menuturkan, dirinya tidak memiliki rencana menambah atau mengurangi saham RIMO saat harganya dalam kondisi seperti saat ini. (hm)