Peningkatan Nilai Transaksi di Bursa Efek Dorong IHSG Tumbuh 13,39% Per Oktober

Bareksa • 01 Nov 2017

an image
IHSG tembus 6.000, manajemen Bursa Efek Indonesia menggelar konferensi pers di Main Hall, Rabu (25/10)

Indeks sektor keuangan menjadi penopang utama dipimpin saham BBCA

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup 10 bulan tahun ini pada level 6.005,78 atau naik 13,39 persen secara year to date. Pada perdagangan 31 Oktober 2017, IHSG bahkan sempat menyentuh level 6.034,62.

Berdasarkan data statistik BEI, pertumbuhan IHSG dalam 10 bulan ini juga membuat kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp6.647 triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp7,31 triliun.

Indeks sektor keuangan pun menjadi yang tumbuh paling tinggi di antara 10 indeks sektoral lainnya. Pada periode ini, indeks sektor keuangan tumbuh 27,43 persen secara year to date dan mengungguli indeks basic industry and chemicals yang naik 26,09 persen, serta indeks sektor tambang dengan pertumbuhan 16,19 persen.

Sementara, indeks sektoral yang tumbuh negatif dalam 10 bulan ini adalah agrikultur dan property, real estate, and building construction, serta miscellaneous industry. Indeks sektor agrikultur turun 5,49 persen secara year to date, sementara property, real estate, and building construction turun tipis 1,61 persen dan miscellaneous industry turun 1,3 persen.

Catatan pergerakan indeks sektoral itu pun juga terlihat dari daftar saham penggerak IHSG. Terutama tiga saham sektor keuangan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menghiasi deretan lima besar.

Saham BBCA sampai 31 Oktober 2017 sudah naik 34,8 persen, BBRI 33,6 persen, dan BMRI 21,8 persen. Mengapit tiga saham bank itu, ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang tumbuh 27,8 persen, serta saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan kenaikan 63,2 persen secara year to date.

Tabel: Pertumbuhan Indeks Sektoral Hingga 31 Oktober 2017

Sumber: BEI

Nilai Transaksi

IHSG dalam 10 bulan juga masih diwarnai aksi jual bersih (net sell) investor asing. Hingga 31 Oktober 2017, net sell asing mencapai Rp17,15 triliun.

Secara total, nilai transaksi saham berdasarkan data BEI dalam 10 bulan tahun ini mencapai Rp1.454,48 triliun. Dari jumlah ini, investor asing menyumbang transaksi Rp527 triliun atau setara dengan 36 persen dari total transaksi, dan sisanya Rp929,4 triliun merupakan transaksi investor domestik atau mewakili 64 persen dari total transaksi.

Tabel: Nilai Perdagangan Berdasarkan Jenis Investor per 31 Oktober 2017

Sumber: BEI

Berdasarkan perhitungan Bareksa, total nilai transaksi saham di BEI dalam 10 bulan tahun ini tumbuh 8,69 persen dari periode sama tahun lalu Rp1.338,23 triliun. Padahal, perdagangan saham pada 10 bulan tahun ini hanya berlangsung 199 hari dibandingkan dengan 205 hari pada 10 bulan tahun lalu.

Tingginya total nilai transaksi dalam 10 bulan didukung adanya transaksi terbesar dalam sehari Rp42,15 triliun yang terjadi pada 12 April 2017. Tahun lalu, transaksi terbesar dalam sehari hanya bernilai Rp14,41 triliun pada 29 Juli 2017.

Dan dibandingkan dengan beberapa indeks di dunia, IHSG yang tumbuh 13,39 persen secara year to date menduduki posisi delapan. Pada posisi pertama, ada indeks Hang Seng Hong Kong dengan pertumbuhan 28,39 persen, disusul S&P Sensex India 24,68 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan pada posisi tiga dengan pertumbuhan 24,52 persen. (hm)