Pasca Tembus 6.000, Ini Analisa Teknikal IHSG

Bareksa • 26 Oct 2017

an image
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (25/10). IHSG menguat 1,23 persen (73,36 poin) ke kisaran 6.025,43 pada penutupan perdagangan Rabu (25/10). Penutupan itu merupakan rekor tertinggi IHSG, melewati rekor penutupan sebelumnya 5.952,08 pada penutupan kemarin. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Secara year to date kinerja IHSG telah tumbuh 13,76 persen

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan rabu 25 Oktober 2017 ditutup menguat signifikan 1,23 persen di level 6.025,43 dengan nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 8,64 triliun.

Penutupan IHSG pada perdagangan kemarin merupakan  penutupan di level tertingginya sepanjang masa (all time high) sekaligus menembus batas psikologis di level 6.000. Pada perdagangan sehari sebelumnya IHSG juga telah sempat menembus level tertingginya di level 5.974.

Secara year to date kinerja IHSG telah tumbuh 13,76 persen atau menempati peringkat ketujuh bursa dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. (Baca : Kekuatan Investor Domestik Jadi Pendorong IHSG Tembus 6.000)

Daftar 10 besar indeks dengan pertumbuhan tertinggi


Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tambahan informasi, kapitalisasi pasar IHSG pada perdagangan kemarin telah mencapai Rp6.666 triliun atau meningkat dibandingkan sehari sebelumnya Rp6.584 triliun.

Selain itu, investor asing pada perdagangan kemarin mencatatkan net buy Rp130,41 miliar. Namun, secara year to date investor asing masih mencatat net sell Rp17,88 triliun. (Lihat : Saham Indocement Bawa IHSG Sentuh 6.000, Apa Katalis Positifnya?)

Analisis Teknikal IHSG

Sumber : Bareksa.com

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG membentuk white marubozu dengan body yang cukup besar, menggambarkan bahwa sepanjang perdagangan kemarin IHSG berada di jalur positif hingga ditutup di level tertingginya.

Secara major trend IHSG terlihat masih berada di jalur uptrendnya yang dijaga dengan garis simple moving average periode 5 dan 10 hari.

Indikator Volume relatif stabil serta indikator relative strength index (RSI) saat ini berada di level 72 atau hampir mendekati area overbought di level 80 sehingga kemungkinan akan terjadi koreksi jangka pendek pada akhir pekan ini yang dimanfaatkan untuk profit taking. (Baca : Jelang Rilis Kinerja Kuartal III, Empat Saham Ini Berpotensi Bawa IHSG ke 6.000)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.