Bank BJB Optimis Raih Laba Rp 1,6 Triliun, Saham BJBR Sempat Meroket 5,93 Persen

Bareksa • 29 Aug 2017

an image
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan (tengah), Direktur Konsumer Fermiyanti (kanan) dan Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sam Ratulangi Herman Karamoy (kiri) memaparkan Economy Outlook & Perbankan tahun 2017 di Manado, Sulawesi Utara. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Bank BJB juga berencana memperkuat modal dan struktur pendanaan melalui penerbitan obligasi

Bareksa.com – Target laba PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang mencapai Rp 1,6 triliun pada tahun ini dan rencana memperkuat modal dengan menerbitkan obligasi subordinasi Rp 1 triliun, sempat membuat sahamnya menguat tajam. Paling tidak, itulah yang tercermin pada perdagangan sesi pertama hari ini (Selasa, 29 Agustus 2017).

Saham BJBR sempat melambung 5,93 persen ke level Rp 2.680 dari penutupan hari sebelumnya Rp 2.530 per saham. Sampai akhirnya, BJBR menutup sesi I perdagangan hari ini bertengger pada level Rp 2.600 atau menguat 2,77 persen.

Dalam setengah hari perdagangan, volume transaksi BJBR mencapai 121.926 lot dengan frekuensi 1.311 kali. Catatan itu membuat nilai transaksi saham BJBR mencapai Rp 31,4 miliar.

Penguatan saham BJBR sejalan dengan optimisme manajemen Bank BJB terkait laba perseroan yang akan mencapai Rp 1,6 triliun pada akhir tahun ini. Proyeksi tersebut naik 2,56 persen dari perolehan laba akhir Tahun 2016 yang sebesar Rp 1,56 triliun.

Grafik: Intraday Saham BJBR Hingga Sesi I 29 Agustus 2017

Sumber: Bareksa.com

"Adapun Sampai akhir 2017 ditargetkan pertumbuhan kredit bisa mencapai 13 persen–14 persen secara yoy,"  kata Deputy Division Head Investor Relation Bank BJB Muhammad As'adi Budiman seperti ditulis KONTAN hari ini.

Sementara, akibat biaya dana tinggi, laba bersih emiten bersandi saham BJBR per 30 Juni 2017 turun 3,2 persen dari periode sama Tahun 2016 menjadi Rp 828 miliar. Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan menyatakan penurunan laba disebabkan karena biaya dana yang tinggi. "Karena pada akhir 2016 lalu, kami banyak belanja dana mahal sehingga berdampak pembayaran biaya dana tinggi," ujar Irfan.

Selain itu, penurunan laba tersebut juga disebabkan karena langkah pemerintah yang mendesak suku bunga kredit single digit. Hal ini menyebabkan penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank.

Tabel: Income Statement Bank BJB per 30 Juni 2017

Sumber: Materi presentasi perseroan

Untuk membantu permodalan, Bank BJB juga akan merilis obligasi di kuartal IV-2017 dengan nilai Rp 2,5 triliun dari rencana total penerbitan obligasi berkelanjutan Rp 4 triliun. Jumlah itu akan dibagi menjadi dua, yakni obligasi subordinasi Rp 1 triliun dan obligasi senior Rp 1,5 triliun. Baru pada tahun 2018, BJB akan kembali merilis obligasi Rp 2 triliun.

Penerbitan obligasi ini, menurut Irfan, akan dipakai untuk mendorong kinerja perusahaan. "Surat utang untuk membantu mendorong pertumbuhan kredit tahun 2017," ucapnya.