Berita Hari Ini : ENRG Akan Restrukturisai Utang, Pendapatan DOID Naik 39 Persen

Bareksa • 07 Aug 2017

an image
PT Energi Mega Persada Tbk (sumber : www.bakrieglobal.com)

BTN Telah menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk 370.173 unit sepanjang semester I 2017

Bareksa.com – Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Kino Indonesia Tbk (KINO)

Kino mencatatkan penurunan volume penjualan mencapai 27 persen pada semester I 2017 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang dipengaruhi oleh penyusutan permintaan segmen beverages karena daya beli masyarakat belum stabil.

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)

Mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 39,14 persen pada semester I 2017. Per Juni 2017, perusahaan membukukan pendapatan sebesar US$ 360,62 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu US$ 259,16 juta. Berdasarkan laporan keterbukaan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 4 Agustus 2017, kenaikan pendapatan perusahaan juga diikuti peningkatan beban pokok pendapatan sebesar 24,1 persen secara year on year (yoy) menjadi US$ 258,45 juta.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

BTN Telah menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk 370.173 unit sepanjang semester I 2017, sebagai bagian dari Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Nilai pembiayaan untuk KPR baik yang disubsidi dan non-subsidi ini mencapai Rp 39,01 triliun.

Kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), BTN melaporkan, KPR subsidi yang akadnya dilakukan sebelum Tahun 2017 sebanyak 96.565 unit atau setara dengan Rp 3,83 triliun. Sedangkan akad baru tahun ini sebanyak 67.272 unit senilai Rp 2,35 triliun.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

Berencana merestrukturisasi utang jatuh tempo. Entitas Grup Bakrie ini tengah melakukan negosiasi dengan sejumlah kreditur untuk mencari skema restrukturisasi utang.

Salah satu utang yang harus dilunasi ENRG adalah fasilitas pinjaman dari Mitsubishi Corporation dan Japan Petroleum Exploration Co Ltd (Japex) sebesar US$ 430 juta. Utang yang diperoleh pada 2007 itu memiliki suku bunga tahunan sebesar LIBOR ditambah 3,75 persen.

PT Ayana Land International Tbk

Hari ini akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan perdanannya, perseroan mematok harga penawaran saham perdana sebesar Rp 103 per saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100.

Rencananya, perseroan akan menawarkan saham perdana di pasar sebanyak-banyaknya 3 miliar saham atau 27,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan tersebut, maka emiten properti ini meraih dana segar sekitar Rp 309 miliar melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

Nasib bisnis gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) bakal seret. Bahkan ke depan margin emiten berkode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan terus menyusut lantaran tersandung aturan yang menghambat.

Contohnya adalah Peraturan Presiden (PP) No 44 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Beleid tersebut meminta industri agar menurunkan harga gas dengan patokan US$ 6 per million metric british thermal unit (mmbtu). Namun, penurunan harga gas itu tidak dibarengi kenaikan tarif pengangkutan gas bumi atau toll fee.